tag:blogger.com,1999:blog-83360669320600273122024-03-05T20:53:53.549-08:00Tuntunan Shalat LengkapAhmad Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03803387813191644665noreply@blogger.comBlogger14125tag:blogger.com,1999:blog-8336066932060027312.post-22730178924885700342012-03-18T16:28:00.001-07:002012-03-18T17:01:02.401-07:00Al-Qur'an<div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><b><span style="font-size: 13.5pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:FirstSurahKoran.jpg&filetimestamp=20100617184146"><span style="text-decoration: none;"></span></a></div><div class="MsoNormal"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Al-Fatihah" title="Surah Al-Fatihah"><span style="text-decoration: none;"><img border="0" height="11" src="file:///C:/Users/BAGUS/AppData/Local/Temp/msohtml1/11/clip_image003.gif" width="15" /></span>Al-Fatihah</a> merupakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surah" title="Surah">surah</a> pertama dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qur%27an" title="Al-Qur'an">Al-Qur'an</a></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qur%27an" title="Al-Qur'an">Al-Qur'an</a> adalah kitab suci ummat <b>Islam</b> yang diwahyukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a> kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad" title="Muhammad">Muhammad</a> melalui perantaraan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaikat_Jibril" title="Malaikat Jibril">Malaikat Jibril</a>. Secara harfiah Qur'an berarti bacaan. Namun walau terdengar merujuk ke sebuah buku/kitab, ummat Islam merujuk Al-Qur'an sendiri lebih pada kata-kata atau kalimat di dalamnya, bukan pada bentuk fisiknya sebagai hasil cetakan.<br />
<br />
<a name='more'></a> </div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an disampaikan kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad" title="Muhammad">Muhammad</a> melalui malaikat Jibril. Penurunannya sendiri terjadi secara bertahap antara tahun 610 hingga hingga wafatnya beliau <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=632_M&action=edit&redlink=1" title="632 M (halaman belum tersedia)">632 M</a>. Walau Al-Qur'an lebih banyak ditransfer melalui hafalan, namun sebagai tambahan banyak pengikut Islam pada masa itu yang menuliskannya pada tulang, batu-batu dan dedaunan.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an yang ada saat ini persis sama dengan yang disampaikan kepada Muhammad, kemudian disampaikan lagi kepada pengikutnya, yang kemudian menghapalkan dan menulis isi Al Qur'an tersebut. Secara umum para ulama menyepakati bahwa versi Al-Qur'an yang ada saat ini pertama kali dikompilasi pada masa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Khalifah" title="Khalifah">kekhalifahan</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Utsman_bin_Affan" title="Utsman bin Affan">Utsman bin Affan</a> (khalifah Islam ke-3) yang berkisar antara 650 hingga 656 M. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Utsman_bin_Affan" title="Utsman bin Affan">Utsman bin Affan</a> kemudian mengirimkan duplikat dari versi kompilasi ini ke seluruh penjuru kekuasaan Islam pada masa itu dan memerintahkan agar semua versi selain itu dimusnahkan untuk keseragaman.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam#cite_note-21">[22]</a></sup></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Al-Qur'an memiliki 114 surah , dan sejumlah 6.236 ayat (terdapat perbedaan tergantung cara menghitung).<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam#cite_note-BritannicaQuran-22">[23]</a></sup> Hampir semua Muslim menghafal setidaknya beberapa bagian dari keseluruhan Al-Qur'an, mereka yang menghafal keseluruhan Al-Qur'an dikenal sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hafiz" title="Hafiz">hafiz</a> (jamak:huffaz). Pencapaian ini bukanlah sesuatu yang jarang, dipercayai bahwa saat ini terdapat jutaan penghapal Al-Qur'an diseluruh dunia. Di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> ada lomba Musabaqah Tilawatil Qur'an yaitu lomba membaca Al-Qur'an dengan tartil atau baik dan benar. Yang membacakan disebut Qari (pria) atau Qariah (wanita).</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Muslim juga percaya bahwa Al-Qur'an hanya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_arab" title="Bahasa arab">berbahasa Arab</a>. Hasil terjemahan dari Al-Qur'an ke berbagai bahasa tidak merupakan Al-Qur'an itu sendiri. Oleh karena itu terjemahan hanya memiliki kedudukan sebagai komentar terhadap Al-Qur'an ataupun bentuk usaha untuk mencari makna Al-Qur'an, tetapi bukan Al-Qur'an itu sendiri.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-size: 13.5pt;">Nabi Muhammad S.A.W</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hadits" title="Hadits"></a></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad" title="Muhammad">Muhammad</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/570" title="570">570</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/632" title="632">632</a> M) adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nabi" title="Nabi">nabi</a> terakhir dalam ajaran Islam dimana mengakui kenabiannya merupakan salah satu syarat untuk dapat disebut sebagai seorang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muslim" title="Muslim">muslim</a> (lihat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Syahadat" title="Syahadat">syahadat</a>). Dalam Islam Muhammad tidak diposisikan sebagai seorang pembawa ajaran baru, melainkan merupakan penutup dari rangkaian nabi-nabi yang diturunkan sebelumnya.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Terlepas dari tingginya statusnya sebagai seorang Nabi, Muhammad dalam pandangan Islam adalah seorang manusia biasa. Namun setiap perkataan dan perilaku dalam kehidupannya dipercayai merupakan bentuk ideal dari seorang muslim. Oleh karena itu dalam Islam dikenal istilah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hadits" title="Hadits">hadits</a> yakni kumpulan perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan Muhammad. Hadits adalah teks utama (sumber hukum) kedua Islam setelah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al_Qur%27an" title="Al Qur'an">Al Qur'an</a>.</div>Ahmad Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03803387813191644665noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8336066932060027312.post-75636126019155613532012-03-18T16:25:00.002-07:002012-03-18T17:02:49.963-07:00Sejarah Islam<div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2;"><b><span style="font-size: 18pt;"><br />
</span></b></div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-size: 13.5pt;">Masa sebelum kedatangan Islam</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jazirah_Arab" title="Jazirah Arab">Jazirah Arab</a> sebelum kedatangan agama Islam merupakan sebuah kawasan perlintasan perdagangan dalam <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jalan_Sutera&action=edit&redlink=1" title="Jalan Sutera (halaman belum tersedia)">Jalan Sutera</a> yang menghubungkan antara <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Indo_Eropa&action=edit&redlink=1" title="Indo Eropa (halaman belum tersedia)">Indo Eropa</a> dengan kawasan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia" title="Asia">Asia</a> di timur. Kebanyakan orang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bangsa_Arab" title="Bangsa Arab">Arab</a> merupakan penyembah berhala dan ada sebagian yang merupakan pengikut agama-agama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kristen" title="Kristen">Kristen</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yahudi" title="Yahudi">Yahudi</a>. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mekkah" title="Mekkah">Mekkah</a> adalah tempat yang suci bagi bangsa Arab ketika itu, karena di sana terdapat berhala-berhala agama mereka, telaga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zamzam" title="Zamzam">Zamzam</a>, dan yang terpenting adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ka%27bah" title="Ka'bah">Ka'bah</a>. Masyarakat ini disebut pula <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jahiliyah" title="Jahiliyah">Jahiliyah</a> atau dalam artian lain bodoh. Bodoh disini bukan dalam intelegensianya namun dalam pemikiran moral. Warga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Quraisy" title="Quraisy">Quraisy</a> terkenal dengan masyarakat yang suka berpuisi. Mereka menjadikan puisi sebagai salah satu hiburan disaat berkumpul di tempat-tempat ramai.<br />
<br />
<a name='more'></a> </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><br />
<div class="MsoNormal"><b><span style="font-size: 13.5pt;"> Masa awal</span></b><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Islam_by_country.png&filetimestamp=20101213162108"><span style="text-decoration: none;"></span></a><b><span style="font-size: 13.5pt;"></span></b><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Islam_by_country.png&filetimestamp=20101213162108" title="Perbesar"><span style="text-decoration: none;"><img border="0" height="11" src="file:///C:/Users/BAGUS/AppData/Local/Temp/msohtml1/09/clip_image002.gif" width="15" /></span></a></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Negara-negara dengan populasi Muslim mencapai 10% (hijau dengan dominan sunni, merah dengan dominan syi'ah) (Sumber - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/CIA" title="CIA">CIA</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/World_Factbook" title="World Factbook">World Factbook</a>, 2004).</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b>Islam</b> bermula pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/611" title="611">611</a> ketika wahyu pertama diturunkan kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira', <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arab_Saudi" title="Arab Saudi">Arab Saudi</a>.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Muhammad dilahirkan di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mekkah" title="Mekkah">Mekkah</a> pada tanggal <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/12" title="12">12</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rabiul_Awal" title="Rabiul Awal">Rabiul Awal</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tahun_Gajah" title="Tahun Gajah">Tahun Gajah</a> (571 masehi). Ia dilahirkan di tengah-tengah suku <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Quraish" title="Quraish">Quraish</a> pada zaman <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jahiliyah" title="Jahiliyah">jahiliyah</a>, dalam kehidupan suku-suku padang pasir yang suka berperang dan menyembah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berhala" title="Berhala">berhala</a>. Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim, sebab ayahnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abdullah" title="Abdullah">Abdullah</a> wafat ketika ia masih berada di dalam kandungan. Pada saat usianya masih 6 tahun, ibunya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aminah" title="Aminah">Aminah</a> meninggal dunia. Sepeninggalan ibunya, Muhammad dibesarkan oleh kakeknya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Muthalib" title="Abdul Muthalib">Abdul Muthalib</a> dan dilanjutkan oleh pamannya yaitu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Talib" title="Abu Talib">Abu Talib</a>. Muhammad kemudian menikah dengan seorang janda bernama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Siti_Khadijah" title="Siti Khadijah">Siti Khadijah</a> dan menjalani kehidupan secara sederhana.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Ketika Muhammad berusia 40 tahun, ia mulai mendapatkan wahyu yang disampaikan Malaikat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jibril" title="Jibril">Jibril</a>, dan sesudahnya selama beberapa waktu mulai mengajarkan ajaran Islam secara tertutup kepada para sahabatnya. Setelah tiga tahun menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi, ia akhirnya menyampaikan ajaran Islam secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekkah, yang mana sebagian menerima dan sebagian lainnya menentangnya.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Pada tahun 622 Masehi, Muhammad dan pengikutnya berpindah ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Madinah" title="Madinah">Madinah</a>. Peristiwa ini disebut <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hijrah" title="Hijrah">Hijrah</a>, peristiwa itu menjadi dasar acuan permulaan perhitungan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalender_Islam" title="Kalender Islam">kalender Islam</a>. Di Madinah, Muhammad dapat menyatukan orang-orang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Anshar" title="Anshar">anshar</a> (kaum muslimin dari Madinah) dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhajirin" title="Muhajirin">muhajirin</a> (kaum muslimin dari Mekkah), sehingga umat Islam semakin menguat. Dalam setiap peperangan yang dilakukan melawan orang-orang kafir, umat Islam selalu mendapatkan kemenangan. Dalam fase awal ini, tak terhindarkan terjadinya perang antara Mekkah dan Madinah.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Keunggulan diplomasi nabi Muhammad pada saat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Hudaibiyah" title="Perjanjian Hudaibiyah">perjanjian Hudaibiyah</a>, menyebabkan umat Islam memasuki fase yang sangat menentukan. Banyak penduduk Mekkah yang sebelumnya menjadi musuh kemudian berbalik memeluk Islam, sehingga ketika penaklukan kota Mekkah oleh umat Islam tidak terjadi pertumpahan darah. Ketika Muhammad wafat, hampir seluruh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jazirah_Arab" title="Jazirah Arab">Jazirah Arab</a> telah memeluk agama Islam.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-size: 13.5pt;">Khalifah Rasyidin</span></b></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b>Khalifah Rasyidin</b> atau Khulafaur Rasyidin memilki arti pemimpin yang diberi petunjuk, diawali dengan kepemimpinan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Bakar" title="Abu Bakar">Abu Bakar</a>, dan dilanjutkan oleh kepemimpinan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Umar_bin_Khattab" title="Umar bin Khattab">Umar bin Khattab</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Utsman_bin_Affan" title="Utsman bin Affan">Utsman bin Affan</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ali_bin_Abu_Thalib" title="Ali bin Abu Thalib">Ali bin Abu Thalib</a>. Pada masa ini umat Islam mencapai kestabilan politik dan ekonomi. Abu Bakar memperkuat dasar-dasar kenegaraan umat Islam dan mengatasi pemberontakan beberapa suku-suku Arab yang terjadi setelah meninggalnya Muhammad. Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib berhasil memimpin balatentara dan kaum Muslimin pada umumnya untuk mendakwahkan Islam, terutama ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Syam" title="Syam">Syam</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mesir" title="Mesir">Mesir</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Irak" title="Irak">Irak</a>. Dengan takluknya negeri-negeri tersebut, banyak harta rampasan perang dan wilayah kekuasaan yang dapat diraih oleh umat Islam.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-size: 13.5pt;">Masa kekhalifahan selanjutnya</span></b></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div><div class="MsoNormal">Setelah periode Khalifah Rasyidin, kepemimpinan umat Islam berganti dari tangan ke tangan dengan pemimpinnya yang juga disebut "khalifah", atau kadang-kadang disebut "amirul mukminin", "sultan", dan sebagainya. Pada periode ini khalifah tidak lagi ditentukan berdasarkan orang yang terbaik di kalangan umat Islam, melainkan secara turun-temurun dalam satu dinasti (bahasa Arab: <i>bani</i>) sehingga banyak yang menyamakannya dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan" title="Kerajaan">kerajaan</a>; misalnya kekhalifahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bani_Umayyah" title="Bani Umayyah">Bani Umayyah</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bani_Abbasiyah" title="Bani Abbasiyah">Bani Abbasiyyah</a>, hingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Utsmaniyah" title="Kesultanan Utsmaniyah">Bani Utsmaniyyah</a> yang kesemuanya diwariskan berdasarkan keturunan.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Besarnya kekuasaan kekhalifahan Islam telah menjadikannya salah satu kekuatan politik yang terkuat dan terbesar di dunia pada saat itu. Timbulnya tempat-tempat pembelajaran ilmu-ilmu agama, filsafat, sains, dan tata bahasa Arab di berbagai wilayah dunia Islam telah mewujudkan satu kontinuitas kebudayaan Islam yang agung. Banyak ahli-ahli ilmu pengetahuan bermunculan dari berbagai negeri-negeri Islam, terutamanya pada <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Zaman_emas_Islam&action=edit&redlink=1" title="Zaman emas Islam (halaman belum tersedia)">zaman keemasan Islam</a> sekitar abad ke-7 sampai abad ke-13 masehi.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Luasnya wilayah penyebaran agama Islam dan terpecahnya kekuasaan kekhalifahan yang sudah dimulai sejak abad ke-8, menyebabkan munculnya berbagai otoritas-otoritas kekuasaan terpisah yang berbentuk "kesultanan"; misalnya <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kesultanan_Safawi&action=edit&redlink=1" title="Kesultanan Safawi (halaman belum tersedia)">Kesultanan Safawi</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dinasti_Seljuk" title="Dinasti Seljuk">Kesultanan Turki Seljuk</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kekaisaran_Mughal" title="Kekaisaran Mughal">Kesultanan Mughal</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Samudera_Pasai" title="Kesultanan Samudera Pasai">Kesultanan Samudera Pasai</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Malaka" title="Kesultanan Malaka">Kesultanan Malaka</a>, yang telah menjadi kesultanan-kesultanan yang memiliki kekuasaan yang kuat dan terkenal di dunia. Meskipun memiliki kekuasaan terpisah, kesultanan-kesultanan tersebut secara nominal masih menghormati dan menganggap diri mereka bagian dari kekhalifahan Islam.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Pada kurun ke-18 dan ke-19 masehi, banyak kawasan-kawasan Islam jatuh ke tangan penjajah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eropa" title="Eropa">Eropa</a>. Kesultanan Utsmaniyyah (Kerajaan Ottoman) yang secara nominal dianggap sebagai kekhalifahan Islam terakhir, akhirnya tumbang selepas <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Dunia_I" title="Perang Dunia I">Perang Dunia I</a>. Kerajaan ottoman pada saat itu dipimpin oleh Sultan Muhammad V. Karena dianggap kurang tegas oleh kaum pemuda <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Turki" title="Turki">Turki</a> yang di pimpin oleh <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mustafa_kemal_pasha&action=edit&redlink=1" title="Mustafa kemal pasha (halaman belum tersedia)">mustafa kemal pasha</a> atau kemal attaturk, sistem kerajaan dirombak dan diganti menjadi republik.</div>Ahmad Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03803387813191644665noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8336066932060027312.post-30577678680299549432012-03-18T16:20:00.001-07:002012-03-18T17:04:42.671-07:00Islam<div class="MsoNormal"><b>Islam</b> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab" title="Bahasa Arab">Arab</a>: <i>al-islām</i>, الإسلام <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Ar-al_islam.ogg" title="Tentang suara ini"><span style="text-decoration: none;"><img alt="Tentang suara ini" border="0" height="11" src="file:///C:/Users/BAGUS/AppData/Local/Temp/msohtml1/04/clip_image002.gif" width="11" /></span></a><a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e5/Ar-al_islam.ogg" title="Ar-al islam.ogg">dengarkan</a> <span style="font-size: 10pt;">(<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Memainkan_berkas_media" title="Wikipedia:Memainkan berkas media">bantuan</a>·<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Ar-al_islam.ogg" title="Berkas:Ar-al islam.ogg">info</a>)</span>: "berserah diri kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tuhan" title="Tuhan">Tuhan</a>") adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Agama" title="Agama">agama</a> yang mengimani <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Monoteisme" title="Monoteisme">satu Tuhan</a>, yaitu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a>. Dengan lebih dari satu seperempat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Miliar" title="Miliar">miliar</a> orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen. Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tuhan" title="Tuhan">Tuhan</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab" title="Bahasa Arab">Arab</a>: الله, Allāh). Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muslim" title="Muslim">Muslim</a> yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan", atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a> menurunkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Firman" title="Firman">firman</a>-Nya kepada manusia melalui para nabi dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rasul" title="Rasul">rasul</a> utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad" title="Muhammad">Muhammad</a> adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a>.</div><div class="MsoNormal"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2;"><b><span style="font-size: 18pt;">Aspek kebahasaan</span></b></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div><div class="MsoNormal">Kata triliteral semitik '<b>S-L-M'</b> menurunkan beberapa istilah terpenting dalam pemahaman mengenai keislaman, yaitu <b>Islam</b> dan <b>Muslim</b><i>. Kesemuanya berakar dari kata <b>Salam</b> yang berarti</i> kedamaian<i>. Kata Islam lebih spesifik lagi didapat dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab" title="Bahasa Arab">bahasa Arab</a> <b>Aslama</b>, yang bermakna "untuk menerima, menyerah atau tunduk" dan dalam pengertian yang lebih jauh kepada Tuhan. </i></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2;"><b><span style="font-size: 18pt;">Aspek kemanusiaan</span></b></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dengan demikian, Islam berarti penerimaan dari dan penyerahan diri kepada Tuhan, dan penganutnya harus menunjukkan ini dengan menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya, dan menghindari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Politheisme" title="Politheisme">politheisme</a>. Perkataan ini memberikan beberapa maksud dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qur%27an" title="Al-Qur'an">al-Qur’an</a>. Dalam beberapa ayat, kualitas Islam sebagai kepercayaan ditegaskan: "Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam..." Ayat lain menghubungkan <i>Islām</i> dan <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Din_%28Istilah_Arab%29&action=edit&redlink=1" title="Din (Istilah Arab) (halaman belum tersedia)">dīn</a></i> (lazimnya diterjemahkan sebagai "agama"): "...Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." Namun masih ada yang lain yang menggambarkan Islam itu sebagai perbuatan kembali kepada Tuhan-lebih dari hanya penyataan pengesahan keimanan. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2;"><b><span style="font-size: 18pt;">Kepercayaan</span></b></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div><div class="MsoNormal">Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Syahadat" title="Syahadat"><i>shahādatāin</i></a> ("dua kalimat persaksian"), yaitu "<i>asyhadu an-laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah</i>" - yang berarti "Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah utusan Allah". Esensinya adalah prinsip <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tauhid" title="Tauhid">keesaan Tuhan</a> dan pengakuan terhadap kenabian <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad" title="Muhammad">Muhammad</a>. Adapun bila seseorang meyakini dan kemudian mengucapkan dua kalimat persaksian ini, ia dapat dianggap telah menjadi seorang muslim dalam status sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mualaf" title="Mualaf">mualaf</a> (orang yang baru masuk Islam dari kepercayaan lamanya).</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Kaum Muslim percaya bahwa Allah mengutus Muhammad sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penutup_Para_Nabi" title="Penutup Para Nabi">Nabi terakhir</a> setelah diutusnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isa" title="Isa">Nabi Isa</a> 6 abad sebelumnya. Agama Islam mempercayai bahwa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qur%27an" title="Al-Qur'an">al-Qur'an</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sunnah" title="Sunnah">Sunnah</a> (setiap perkataan dan perbuatan Muhammad) sebagai sumber hukum dan peraturan hidup yang fundamental.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam#cite_note-11">[12]</a></sup> Mereka tidak menganggap Muhammad sebagai pengasas agama baru, melainkan sebagai penerus dan pembaharu kepercayaan monoteistik yang diturunkan kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ibrahim" title="Ibrahim">Ibrahim</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Musa" title="Musa">Musa</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isa" title="Isa">Isa</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Para_nabi_dan_rasul_dalam_Islam" title="Para nabi dan rasul dalam Islam">nabi</a> oleh Tuhan yang sama. Islam menegaskan bahwa agama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yahudi" title="Yahudi">Yahudi</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kristen" title="Kristen">Kristen</a> belakangan setelah kepergian para nabinya telah membelokkan wahyu yang Tuhan berikan kepada nabi-nabi ini dengan mengubah teks dalam kitab suci, memperkenalkan intepretasi palsu, ataupun kedua-duanya.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam#cite_note-Distorted-12">[13]</a></sup></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Umat Islam juga meyakini <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qur%27an" title="Al-Qur'an">al-Qur'an</a> yang disampaikan oleh Allah kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad" title="Muhammad">Muhammad</a>. melalui perantara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaikat_Jibril" title="Malaikat Jibril">Malaikat Jibril</a> adalah sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Al-Baqarah" title="Surah Al-Baqarah">Al-Baqarah</a> <a href="http://id.wikisource.org/wiki/Al-Qur%27an/Al-Baqarah#2:2" title="s:Al-Qur'an/Al-Baqarah">[2]:2</a>). Di dalam al-Qur'an Allah juga telah berjanji akan menjaga keotentikan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Quran" title="Al-Quran">al-Qur'an</a> hingga akhir zaman.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Adapun sebagaimana dinyatakan dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qur%27an" title="Al-Qur'an">al-Qur'an</a>, umat Islam juga diwajibkan untuk beriman dan meyakini kebenaran kitab suci dan firman-Nya yang diturunkan sebelum al-Qur'an (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zabur" title="Zabur">Zabur</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Taurat" title="Taurat">Taurat</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Injil" title="Injil">Injil</a> dan suhuf para nabi-nabi yang lain) melalui nabi dan rasul terdahulu sebelum Muhammad. Umat Islam juga percaya bahwa selain al-Qur'an, seluruh firman Allah terdahulu telah mengalami perubahan oleh manusia. Mengacu pada kalimat di atas, maka umat Islam meyakini bahwa al-Qur'an adalah satu-satunya kitab Allah yang benar-benar asli dan sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Umat Islam meyakini bahwa agama yang dianut oleh seluruh nabi dan rasul utusan Allah sejak masa Adam adalah satu agama yang sama dengan (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tauhid" title="Tauhid">tauhid</a>|satu Tuhan yang sama), dengan demikian tentu saja Ibrahim juga menganut ketauhidan secara hanif (murni) yang menjadikannya seorang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muslim" title="Muslim">muslim</a>. Pandangan ini meletakkan Islam bersama agama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yahudi" title="Yahudi">Yahudi</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kristen" title="Kristen">Kristen</a> dalam rumpun agama yang mempercayai Nabi Ibrahim as. Di dalam al-Qur'an, penganut Yahudi dan Kristen sering direferensikan sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ahli_Kitab" title="Ahli Kitab">Ahli Kitab</a> atau orang-orang yang diberi kitab.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><b><span style="font-size: 13.5pt;">Lima</span></b><b><span style="font-size: 13.5pt;"> Rukun Islam</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rukun_Islam" title="Rukun Islam"></a></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Islam memberikan banyak amalan keagamaan. Para penganut umumnya digalakkan untuk memegang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rukun_Islam" title="Rukun Islam">Lima Rukun Islam</a>, yaitu lima pilar yang menyatukan Muslim sebagai sebuah komunitas. Tambahan dari Lima Rukun, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Syariah" title="Syariah">hukum Islam</a> (<i>syariah</i>) telah membangun tradisi perintah yang telah menyentuh pada hampir semua aspek kehidupan dan kemasyarakatan. Tradisi ini meliputi segalanya dari hal praktikal seperti kehalalan, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perbankan_Islam" title="Perbankan Islam">perbankan</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jihad" title="Jihad">jihad</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat" title="Zakat">zakat</a>. </div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Isi dari kelima Rukun Islam itu adalah:</div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Mengucapkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Syahadat" title="Syahadat">dua kalimah syahadat</a> dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak ditaati dan disembah dengan benar kecuali Allah saja dan meyakini bahwa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad" title="Muhammad">Muhammad</a> adalah hamba dan rasul Allah.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Mendirikan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salat" title="Salat">salat</a> wajib lima kali sehari.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Puasa" title="Puasa">Berpuasa</a> pada bulan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ramadan" title="Ramadan">Ramadan</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Membayar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat" title="Zakat">zakat</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Menunaikan ibadah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Haji" title="Haji">haji</a> bagi mereka yang mampu.</li>
</ol><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><b><span style="font-size: 13.5pt;">Enam Rukun Iman</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Artikel utama untuk bagian ini adalah: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rukun_Iman" title="Rukun Iman">Rukun Iman</a></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Muslim juga mempercayai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rukun_Iman" title="Rukun Iman">Rukun Iman</a> yang terdiri atas 6 perkara yaitu:</div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Iman kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Iman kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaikat" title="Malaikat">malaikat</a> Allah</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Iman kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Allah" title="Kitab Allah">Kitab Allāh</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qur%27an" title="Al-Qur'an">Al-Qur'an</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Injil" title="Injil">Injil</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Taurat" title="Taurat">Taurat</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zabur" title="Zabur">Zabur</a> dan suhuf)</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Iman kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nabi" title="Nabi">nabi</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rasul" title="Rasul">rasul</a> Allah</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Iman kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yaumul_Qiyamah" title="Yaumul Qiyamah">hari kiamat</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Iman kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Qada" title="Qada">qada</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Qadar" title="Qadar">qadar</a></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2;"><b><span style="font-size: 18pt;">Ajaran Islam</span></b></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div><div class="MsoNormal">Hampir semua Muslim tergolong dalam salah satu dari dua mazhab terbesar, yaitu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sunni" title="Sunni">Sunni</a> (85%) dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Syi%27ah" title="Syi'ah">Syiah</a> (15%). Permasalahan terjadi akibat perbedaan pandangan tentang siapa yang seharusnya memimpin kaum Muslim sesudah wafatnya Muhammad. Islam adalah agama predominan sepanjang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Timur_Tengah" title="Timur Tengah">Timur Tengah</a>, juga di sebagian besar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Utara" title="Afrika Utara">Afrika Utara</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia" title="Asia">Asia</a>. Komunitas besar juga ditemui di <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Islam_di_Cina&action=edit&redlink=1" title="Islam di Cina (halaman belum tersedia)">Cina</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Semenanjung_Balkan" title="Semenanjung Balkan">Semenanjung Balkan</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eropa_Timur" title="Eropa Timur">Eropa Timur</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Rusia" title="Islam di Rusia">Rusia</a>. Terdapat juga sebagian besar komunitas <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Imigran" title="Imigran">imigran</a> Muslim di bagian lain dunia, seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eropa_Barat" title="Eropa Barat">Eropa Barat</a>. Sekitar 20% Muslim tinggal di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dunia_Arab" title="Dunia Arab">negara-negara Arab</a>,<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam#cite_note-18">[19]</a></sup> 30% di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Subbenua_India" title="Subbenua India">subbenua India</a> dan 15.6% di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>, negara Muslim terbesar berdasar populasi.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam#cite_note-19">[20]</a></sup></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Negara dengan mayoritas pemeluk Islam Sunni adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arab_Saudi" title="Arab Saudi">Arab Saudi</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pakistan" title="Pakistan">Pakistan</a> sedangkan negara dengan mayoritas Islam Syi'ah adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Iran" title="Iran">Iran</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Irak" title="Irak">Irak</a>. Doktrin antara Sunni dan Syi'ah berbeda pada masalah imamah (kepemimpinan) dan peletakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ahlul_Bait" title="Ahlul Bait">Ahlul Bait</a> (keluarga keturunan Muhammad). Namun baik Sunni maupun Syi'ah secara umum berpandangan sama terhadap rukun Islam dan rukun Iman yang merupakan aspek fundamental keimanan dalam Islam walaupun dengan terminologi yang berbeda.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><b><span style="font-size: 13.5pt;">Allah</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tauhid" title="Tauhid"></a></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Konsep Islam teologikal fundamental ialah <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tauhid" title="Tauhid">tauhid</a></i>, yaitu kepercayaan tentang keesaan Tuhan. Istilah Arab untuk Tuhan ialah <i>Ilāh</i>; kebanyakan ilmuwan<sup>[<i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Kutip_sumber_tulisan" title="Wikipedia:Kutip sumber tulisan">rujukan?</a></i>]</sup> percaya kata Allah didapat dari penyingkatan dari kata <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Al-&action=edit&redlink=1" title="Al- (halaman belum tersedia)">al-</a></i> (si) dan <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%CA%BEil%C4%81h&action=edit&redlink=1" title="ʾilāh (halaman belum tersedia)">ʾilāh</a>' (dewa, bentuk maskulin), bermaksud "Tuhan" (</i>al-ilāh'), tetapi yang lain menjejakkan asal usulnya dari bahasa Aram <i>Alāhā</i>.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam#cite_note-20">[21]</a></sup> Kata Allah juga adalah kata yang digunakan oleh orang Kristen (Nasrani) dan Yahudi Arab sebagai terjemahan dari <i>ho theos</i> dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Baru" title="Perjanjian Baru">Perjanjian Baru</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Septuaginta" title="Septuaginta">Septuaginta</a>. Yang pertama dari Lima Rukun Islam, <i>tauhid</i> dituangkan dalam <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Syahadat" title="Syahadat">syahadat</a></i> (pengakuan), yaitu bersaksi:</div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse;"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="padding: 7.5pt 7.5pt 7.5pt 7.5pt; width: 15.0pt;" valign="top" width="20"><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="color: #b2b7f2; font-size: 26.5pt;">“</span></b></div></td> <td style="padding: 3.0pt 7.5pt 3.0pt 7.5pt;" valign="top"><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">لا إله إلا الله محمد رسول الله</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah</div></td> <td style="padding: 7.5pt 7.5pt 7.5pt 7.5pt; width: 15.0pt;" valign="bottom" width="20"><div align="right" class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: right;"><b><span style="color: #b2b7f2; font-size: 27pt;">”</span></b></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Konsep tauhid ini dituangkan dengan jelas dan sederhana di dalam al-Qur'an pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Al-Ikhlas" title="Surah Al-Ikhlas">Surah Al-Ikhlas</a> yang terjemahannya adalah:</div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Katakanlah: "Dia-lah Allah (Tuhan), Yang Maha Esa,</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu,</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."</li>
</ol><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Nama "Allah" tidak memiliki bentuk jamak dan tidak diasosiasikan dengan jenis kelamin tertentu. Dalam Islam sebagaimana disampaikan dalam al-Qur'an dikatakan:</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in;"><i>"(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. <b>Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia</b>, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat". (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Asy-Syu%27ara%27" title="Surah Asy-Syu'ara'">Asy-Syu'ara'</a> <a href="http://id.wikisource.org/wiki/Al-Qur%27an/Asy-Syu%27ara%27#42:11" title="s:Al-Qur'an/Asy-Syu'ara'">[42]:11</a>)</i></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Allah adalah Nama Tuhan (ilah) dan satu-satunya Tuhan sebagaimana perkenalan-Nya kepada manusia melalui al-Quran :</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in;"><i>"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku". (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Ta_Ha" title="Surah Ta Ha">Ta Ha</a> <a href="http://id.wikisource.org/wiki/Al-Qur%27an/Ta_Ha#20:14" title="s:Al-Qur'an/Ta Ha">[20]:14</a>)</i></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Pemakaian kata Allah secara linguistik mengindikasikan kesatuan. Umat Islam percaya bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah sama dengan Tuhan umat Yahudi dan Nasrani, dalam hal ini adalah Tuhan Ibrahim. Namun, Islam menolak ajaran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kristen" title="Kristen">Kristen</a> menyangkut paham <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trinitas" title="Trinitas">Trinitas</a> dimana hal ini dianggap <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Politeisme" title="Politeisme">Politeisme</a>.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Mengutip al-Qur'an, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_An-Nisa%27" title="Surah An-Nisa'">An-Nisa'</a> <a href="http://id.wikisource.org/wiki/Al-Qur%27an/An-Nisa%27#4:71" title="s:Al-Qur'an/An-Nisa'">[4]:71</a>:</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in;"><i>"Wahai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ahli_Kitab" title="Ahli Kitab">Ahli Kitab</a>, janganlah kamu melampaui batas dalam agama dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya al-Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan kalimat-Nya) yang disampaikannya kepada Maryam dan (dengan tiupan ) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Dan janganlah kamu mengatakan :"Tuhan itu tiga", berhentilah dari ucapan itu. Itu lebih baik bagi kamu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa. Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara".</i></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Dalam Islam, visualisasi atau penggambaran Tuhan tidak dapat dibenarkan, hal ini dilarang karena dapat berujung pada pemberhalaan dan justru penghinaan, karena Tuhan tidak serupa dengan apapun (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Asy-Syu%27ara%27" title="Surah Asy-Syu'ara'">Asy-Syu'ara'</a> <a href="http://id.wikisource.org/wiki/Al-Qur%27an/Asy-Syu%27ara%27#42:11" title="s:Al-Qur'an/Asy-Syu'ara'">[42]:11</a>). Sebagai gantinya, Islam menggambarkan Tuhan dalam 99 nama/gelar/julukan Tuhan (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/99_Asma_Allah" title="99 Asma Allah">asma'ul husna</a>) yang menggambarkan sifat ketuhanan-Nya sebagaimana terdapat pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al_Qur%27an" title="Al Qur'an">al-Qur'an</a>.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2;"><b><span style="font-size: 18pt;">Tempat ibadah</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid" title="Masjid"></a></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Rumah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ibadat" title="Ibadat">ibadat</a> umat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muslim" title="Muslim">Muslim</a> disebut <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid" title="Masjid">masjid</a> atau mesjid. Ibadah yang biasa dilakukan di Masjid antara lain <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_berjama%27ah" title="Salat berjama'ah">salat berjama'ah</a>, ceramah agama, perayaan hari besar, diskusi agama, belajar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mengaji" title="Mengaji">mengaji</a> (membaca <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qur%27an" title="Al-Qur'an">Al-Qur'an</a>) dan lain sebagainya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sumber : <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam">http://id.wikipedia.org/wiki/Islam</a> </div>Ahmad Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03803387813191644665noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8336066932060027312.post-48475704750996827252012-03-18T10:11:00.003-07:002012-03-18T17:06:44.440-07:00Salat Istikharah<b>Salat Istikharah</b> adalah salat sunnat yang dikerjakan untuk meminta petunjuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Allah</span></a> oleh mereka yang berada di antara beberapa pilihan dan merasa ragu-ragu untuk memilih atau saat akan memutuskan sesuatu hal. Spektrum masalah dalam hal ini tidak dibatasi. Seseorang dapat salat istikharah untuk menentukan dimana ia kuliah, siapa yang lebih cocok menjadi jodohnya atau perusahaan mana yang lebih baik ia pilih. Setelah salat istikharah, maka dengan izin <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Allah</span></a> pelaku akan diberi kemantapan hati dalam memilih.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<h2> <span class="mw-headline">Waktu Pengerjaan</span></h2>Pada dasarnya salat istikharah dapat dilaksanakan kapan saja namun dianjurkan pada waktu sepertiga malam terakhir.<br />
<h2> <span class="mw-headline">Niat Salat</span></h2><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Niat" title="Niat"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Niat</span></a> salat ini, sebagaimana juga salat-salat yang lain cukup diucapkan di dalam hati, yang terpenting adalah niat hanya semata karena <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Allah</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ta%27ala&action=edit&redlink=1" title="Ta'ala (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Ta'ala</span></a> semata dengan hati yang ikhlas dan mengharapkan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ridho&action=edit&redlink=1" title="Ridho (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Ridho</span></a> Nya.<br />
<h2><span class="mw-headline">Tata Cara</span></h2>Salat istikharah boleh dikerjakan paling sedikit dua rakaat atau hingga dua belas rakaat (enam salam)<br />
Selepas membaca Al-Fatihah pada rakaat yang pertama, baca Surah Al-Kafiruun (1 kali). Selepas membaca Al-Fatihah pada rakaat yang kedua, baca 1 Surah Al-Ikhlas (1 kali). Ada pula bacaan lainnya, selepas membaca Al-Fatihah pada rakaat yang pertama, baca ayat Al-Kursi (7 kali). Selepas membaca Al-Fatihah pada rakaat yang kedua, baca Surah Al-Ikhlas (11 kali).<br />
Setelah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salam" title="Salam"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">salam</span></a> dilanjutkan do'a salat istikharah kemudian memohon petunjuk dan mengutarakan masalah yang dihadapi. Sebuah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hadits" title="Hadits"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">hadits</span></a> tentang do'a setelah salat istikharah dari Jabir r.a mengemukakan bahwa do'a tersebut dapat berbunyi :<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in;"><i>"Ya Allah, aku memohon petunjuk kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu. Aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu. Ya Allah, seandainya Engkau tahu bahwa masalah ini baik untukku dalam agamaku, kehidupanku dan jalan hidupku, jadikanlah untukku dan mudahkanlah bagi dan berkahilah aku di dalam masalah ini. Namun jika Engkau tahu bahwa masalah ini buruk untukku, agamaku dan jalan hidupku, jauhkan aku darinya dan jauhkan masalah itu dariku. Tetapkanlah bagiku kebaikan dimana pun kebaikan itu berada dan ridhailah aku dengan kebaikan itu"</i>. (HR Al Bukhari)</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-size: 24pt;"><span style="font-size: small;"> Sumber : <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Istikharah">http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Istikharah</a></span></span></b></div>Ahmad Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03803387813191644665noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8336066932060027312.post-48068532659719032992012-03-18T09:54:00.001-07:002012-03-18T17:11:56.062-07:00Shalat<span id="goog_1817589439"></span><span id="goog_1817589440"></span><a href="http://www.blogger.com/"></a> <br />
<b>Salat</b> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab" title="Bahasa Arab"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Bahasa Arab</span></a>: <span style="font-size: 18pt;">صلاة</span>; transliterasi: <b>Shalat</b>), merujuk kepada ritual <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ibadah" title="Ibadah"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">ibadah</span></a> pemeluk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Agama" title="Agama"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">agama</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" title="Islam"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Islam</span></a>. Menurut syariat Islam, praktik salat harus sesuai dengan segala petunjuk tata cara Rasulullah SAW sebagai figur pengejawantah perintah Allah. Rasulullah SAW bersabda, <i>Salatlah kalian sesuai dengan apa yang kalian lihat aku mempraktikkannya.</i><br />
<i></i><br />
<a name='more'></a><i> </i><br />
<h2><span class="mw-headline">Etimologi</span></h2>Secara bahasa salat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Doa" title="Doa"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">doa</span></a>. Kata Salat itu sendiri dalam bahasa Arab, berasal dari kata "tselota" dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Aram" title="Bahasa Aram"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">bahasa Aram</span></a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suriah" title="Suriah"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Suriah</span></a>) yaitu induk dari bahasa di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Timur_Tengah" title="Timur Tengah"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Timur Tengah</span></a><sup><span title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan.">[<i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Kutip_sumber_tulisan" title="Wikipedia:Kutip sumber tulisan"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">rujukan?</span></a></i>]</span></sup>. Sedangkan, menurut istilah, salat bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang dimulai dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Takbiratul_ihram" title="Takbiratul ihram"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">takbiratul ihram</span></a> dan diakhiri dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salam" title="Salam"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">salam</span></a>.<br />
<h2><span class="mw-headline">Hukum Salat</span></h2><div class="MsoNormal"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Moslimmannen_tijdens_het_gebed_op_vrijdag_in_de_moskee_Tulehu_TMnr_20017952.jpg&filetimestamp=20091126100518" title="Perbesar"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;"><img border="0" height="11" src="file:///C:/Users/BAGUS/AppData/Local/Temp/msohtml1/14/clip_image001.gif" width="15" /></span></a></div><div class="MsoNormal">Muslim Indonesia tengah salat.</div>Dalam banyak hadis, Nabi Muhammad SAW telah memberikan peringatan keras kepada orang yang suka meninggalkan salat, diantaranya ia bersabda: "Perjanjian yang memisahkan kita dengan mereka adalah salat. Barangsiapa yang meninggalkan salat, maka berarti dia telah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kafir" title="Kafir"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">kafir</span></a>."<br />
Orang yang meninggalkan salat maka pada hari kiamat akan disandingkan bersama dengan orang-orang laknat, berdasarkan hadis berikut ini: "Barangsiapa yang menjaga salat maka ia menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya pada hari kiamat dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti dan keselamatan dan pada hari kiamat ia akan bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Qarun" title="Qarun"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Qarun</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fir%27aun" title="Fir'aun"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Fir'aun</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Haman" title="Haman"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Haman</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ubay_bin_Khalaf" title="Ubay bin Khalaf"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Ubay bin Khalaf</span></a>."<br />
Hukum salat dapat dikategorisasikan sebagai berikut :<br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fardu" title="Fardu"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Fardu</span></a>, Salat fardhu ialah salat yang diwajibkan untuk mengerjakannya. Salat Fardhu terbagi lagi menjadi dua, yaitu : </li>
<ul type="circle"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fardu_Ain" title="Fardu Ain"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Fardu Ain</span></a> : ialah kewajiban yang diwajibkan kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mukallaf" title="Mukallaf"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">mukallaf</span></a> langsung berkaitan dengan dirinya dan tidak boleh ditinggalkan ataupun dilaksanakan oleh orang lain, seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Lima_Waktu" title="Salat Lima Waktu"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">salat lima waktu</span></a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Salat_Jum%E2%80%99at&action=edit&redlink=1" title="Salat Jum’at (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">salat jumat</span></a>(Fardhu 'Ain untuk pria).</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fardu_Kifayah" title="Fardu Kifayah"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Fardu Kifayah</span></a> : ialah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaf tidak langsung berkaitan dengan dirinya. Kewajiban itu menjadi sunnah setelah ada sebagian orang yang mengerjakannya. Akan tetapi bila tidak ada orang yang mengerjakannya maka kita wajib mengerjakannya dan menjadi berdosa bila tidak dikerjakan. Seperti <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Salat_jenazah&action=edit&redlink=1" title="Salat jenazah (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">salat jenazah</span></a>.</li>
</ul><li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Nafilah (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_sunah" title="Salat sunah"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">salat sunah</span></a>),<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Sunah" title="Salat Sunah"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Salat Nafilah</span></a> adalah salat-salat yang dianjurkan atau disunnahkan akan tetapi tidak diwajibkan. Salat nafilah terbagi lagi menjadi dua, yaitu </li>
<ul type="circle"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;">Nafil Muakkad adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib), seperti salat dua hari raya, salat sunah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Witir" title="Salat Witir"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">witir</span></a> dan salat sunah <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Salat_Thawaf&action=edit&redlink=1" title="Salat Thawaf (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">thawaf</span></a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;">Nafil Ghairu Muakkad adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti salat sunah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rawatib" title="Rawatib"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Rawatib</span></a> dan salat sunah yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti salat kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana).</li>
</ul></ul><h2><span class="mw-headline">Rukun Salat</span></h2><div class="MsoNormal">Artikel utama untuk bagian ini adalah: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rukun_Salat" title="Rukun Salat"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Rukun Salat</span></a><span style="color: windowtext; text-decoration: none;"></span></div><div class="MsoNormal"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Men_praying_at_jama_masjid.jpg&filetimestamp=20060611225911" title="Perbesar"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;"><img border="0" height="11" src="file:///C:/Users/BAGUS/AppData/Local/Temp/msohtml1/14/clip_image001.gif" width="15" /></span></a></div><div class="MsoNormal">Salat Berjamaah</div>13 Rukun Salat :<br />
<ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Niat</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Berdiri (bagi yang mampu)</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Takbiratul ihram</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Membaca surat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al_Fatihah" title="Al Fatihah"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Al Fatihah</span></a> pada tiap <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rakaat" title="Rakaat"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">rakaat</span></a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rukuk&action=edit&redlink=1" title="Rukuk (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Rukuk</span></a> dengan tuma'ninah</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Iktidal&action=edit&redlink=1" title="Iktidal (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Iktidal</span></a> dengan tuma'ninah</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Sujud dua kali dengan tuma'ninah</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Duduk antara dua sujud dengan tuma'ninah</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Duduk tasyahud akhir</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Membaca tasyahud akhir</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Membaca salawat nabi pada tasyahud akhir</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Membaca <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salam" title="Salam"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">salam</span></a> yang pertama</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Tertib (melakukan rukun secara berurutan)</li>
</ol><h2><span class="mw-headline">Salat Berjamaah</span></h2><div class="MsoNormal">Artikel utama untuk bagian ini adalah: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Berjamaah" title="Salat Berjamaah"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Salat Berjamaah</span></a></div>Salat tertentu dianjurkan untuk dilakukan secara bersama-sama(berjamaah). Pada salat berjamaah seseorang yang dianggap paling kompeten akan ditunjuk sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Salat" title="Imam Salat"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Imam Salat</span></a>, dan yang lain akan berlaku sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Makmum" title="Makmum"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Makmum</span></a>.<br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l4 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Salat yang dapat dilakukan secara berjamaah antara lain : </li>
<ul type="circle"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l4 level2 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;">Salat Fardu</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l4 level2 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;">Salat Tarawih</li>
</ul></ul><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Salat yang mesti dilakukan berjamaah antara lain: </li>
<ul type="circle"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level2 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;">Salat Jumat</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level2 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;">Salat Hari Raya (Ied)</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level2 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;">Salat Istisqa'</li>
</ul></ul><div class="MsoNormal"><img alt="!" border="0" height="20" src="file:///C:/Users/BAGUS/AppData/Local/Temp/msohtml1/14/clip_image003.gif" width="20" />Artikel utama untuk bagian ini adalah: <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Salat_Wajib&action=edit&redlink=1" title="Salat Wajib (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Salat Wajib</span></a></div>yaitu salat yang tidak wajib berjamaah tetapi sebaiknya <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berjamaah&action=edit&redlink=1" title="Berjamaah (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">berjamaah</span></a><br />
<h2><span class="mw-headline">Salat dalam kondisi khusus</span></h2><div class="MsoNormal">Artikel utama untuk bagian ini adalah: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Safar_%28perjalanan%29" title="Safar (perjalanan)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Safar (perjalanan)</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Qashar" title="Salat Qashar"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Salat Qashar</span></a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Jamak" title="Salat Jamak"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Salat Jamak</span></a></div>Dalam situasi dan kondisi tertentu kewajiban melakukan salat diberi keringanan tertentu. Misalkan saat seseorang sakit dan saat berada dalam perjalanan (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Safar_%28perjalanan%29" title="Safar (perjalanan)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">safar</span></a>).<br />
Bila seseorang dalam kondisi sakit hingga tidak bisa berdiri maka ia dibolehkan melakukan salat dengan posisi duduk, sedangkan bila ia tidak mampu untuk duduk maka ia diperbolehkan salat dengan berbaring, bila dengan berbaring ia tidak mampu melakukan gerakan tertentu ia dapat melakukannya dengan isyarat.<br />
Sedangkan bila seseorang sedang dalam perjalanan, ia diperkenankan menggabungkan (<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Salat_Jama%E2%80%99&action=edit&redlink=1" title="Salat Jama’ (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">jama’</span></a>) atau meringkas (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Qashar" title="Salat Qashar"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">qashar</span></a>) salatnya. Menjamak salat berarti menggabungkan dua salat pada satu waktu yakni <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zuhur" title="Zuhur"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">zuhur</span></a> dengan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asar&action=edit&redlink=1" title="Asar (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">asar</span></a> atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Maghrib" title="Maghrib"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">maghrib</span></a> dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isya" title="Isya"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">isya</span></a>. Mengqasar salat berarti meringkas salat yang tadinya 4 rakaat (zuhur, asar, isya) menjadi 2 rakaat.<br />
<h2> <span id="Salat_dalam_Alquran"><span class="mw-headline">Salat dalam Alquran</span></span></h2>Berikut ini adalah ayat-ayat yang membahas tentang salat di dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alquran" title="Alquran"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Alquran</span></a>, kitab suci agama Islam.<br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><i>Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: Hendaklah mereka mendirikan salat, menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan</i> (QS.Ibrahim :31)<a href="http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/014.qmt.html#014.031"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">14:31</span></a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><i>Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji (zinah) dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat lain) Dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Allah</span></a> mengetahui apa yang kamu kerjakan</i> (al-‘Ankabut : 45) <a href="http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/029.qmt.html#029.045"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">29:45</span></a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><i>Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan</i> (Maryam: 59)<a href="http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/019.qmt.html#019.059"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">19:59</span></a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><i>Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh-kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan salat, yang mereka itu tetap mengerjakan salatnya</i> (al-Ma’arij : 19-23)<a href="http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/070.qmt.html#070.019"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">70:19</span></a></li>
</ul><h2> <span id="Sejarah_Salat_Fardu"><span class="mw-headline">Sejarah Salat Fardu</span></span></h2>Salat yang mula-mula diwajibkan bagi Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya adalah Salat Malam, yaitu sejak diturunkannya Surat al-Muzzammil (73) ayat 1-19. Setelah beberapa lama kemudian, turunlah ayat berikutnya, yaitu ayat 20:<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in;">Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Alquran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in;"><br />
</div>Dengan turunnya ayat ini, hukum Salat Malam menjadi sunah. Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid, al-Hasan, Qatadah, dan ulama salaf lainnya berkata mengenai ayat 20 ini, "Sesungguhnya ayat ini menghapus kewajiban Salat Malam yang mula-mula Allah wajibkan bagi umat Islam.<br />
<br />
Sumber : <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salat#Rukun_Salat">http://id.wikipedia.org/wiki/Salat#Rukun_Salat</a>Ahmad Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03803387813191644665noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8336066932060027312.post-66580581677967472232012-03-18T09:38:00.001-07:002012-03-18T17:13:19.797-07:00PERKARA YANG MEMBATALKAN WUDlU'<div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ada beberapa point atau perkara yang dapat membatalkan wudhu di antaranya : </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">1 ) keluarnya sesuatu dari jalan depan ( alat kelamin ) dan jalan belakang ( dubur ), baik berupa kotoran , kentut atau angin saja. Segala sesuatu yang keluar dari jalan depan bisa membatalkan kecuali yang keluar adalah mani. Orang yang keluar mani tidak membawa hadast kecil namun hadast besar. Wudlu’nya tidak batal akan tetapi ia wajib mandi besar, dan setelah mandi besar tidak usah wudlu lagi dengan catatan, ia tidak melakukan sesuatu yang membuat batalnya wudlu. Sebab dengan mandi besar menghilangkan hadast besar akan ikut hilang hadast hadast yang kecil.<br />
<br />
<a name='more'></a> </div><div style="text-align: justify;">2) Akalnya hilang, missal gila, mabuk, pingsan atau tidur. Orang yang pingsan atau yang disebutkan di atas berati akalnya tidak ingat apa – apa. Kecuali orang yang tidur dengan posisi duduk tidak bergerak atau mengeser – geser pantatnya, tidak akan membatalkan wudlu, missal waktu mendengarkan khotbah tiba – tiba mengantuk dan tertidur, apabila tidurnya tidak sampai menggerser – geser pantatnya maka ketika akan shalat tidak usah wudlu lagi, sebab wudlunya masih ada walau ia dianyatakan tidur atau tertidur.</div><div style="text-align: justify;">3) Bertemuanya kulit laki – laki dan perempuan yang masing – masing adalah sudah baligh tanpa adanya benda yang menghalangi. Tidak memandang umpama seorang laki – laki menyentuh kulit wanita yang tua, hitam, jelek yang tidak menimbulkan syahwat, tetap bersentuhan itu membatalkan walaupun tidak mengeluarkan syahwat. Atau ada seorang laki – laki yang memotong alat kelaminnya, laki – laki yang tidak memiliki syahwat dengan wanita,tetap kalau ia bersentuhan dapat merusak wudlu’nya, begitu juga sebaliknya. Kecuali laki laki menyentuh anak perempuan di bawah umur ( belum baligh ), persentuhan itu tidak membatalkan, begitu juga sebaliknya.</div><div style="text-align: justify;">4) Menyentuh alat kelamin pada bagian kepalanya atau dubur dengan telapak tangan bagian dalam, baik miliknya sendiri atau milik orang akan dapat membatalkan wudlu. Untuk laki – laki yang disentuh membatalkan adalah bagian kepalanya, umpama tersentuh dua pelir tidaklah membantalkan wudlu. Dan untuk perempuan adalah bibirnya. Bila yang tersentuh itu milik mayat, ada yang berpendapat tidak membatalkan. </div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><br />
<br />
Sumber : <a href="http://panduansholat.blogspot.com/">http://panduansholat.blogspot.com/</a>Ahmad Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03803387813191644665noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8336066932060027312.post-24026116192780737602012-03-18T09:27:00.002-07:002012-03-18T17:14:59.123-07:00PRAKTEK MENGERJAKAN WUDLU’<a href="http://panduansholat.blogspot.com/2011/03/praktek-mengerjakan-wudlu.html"></a><br />
<h3 class="post-title"></h3><div></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div>Cara mengerjakan wudlu sesungguhanya sama dengan yang ada dalam fardlu wudlu, hanya saja dalam praktek nanti di tambah satu yang sudah umum, ialah mengusap dua telinga. <br />
<div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Selain ada sabda Rasulullah yang mengajarkan tentang cara – cara berwudlu, sabdanya :</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfAvdQ_BsDWA-CUZqNVUnBC4sV74L6Co-HgGOiO3j9s0VdeyDjWznq7h-FXh728DQBHtPZaRc8p8CAMMXg_C8d6V90zgXSo4cpRqN6PLW_dXqpZXRllIkPNbyF0GPBM-fHFh1mggn-eTPZ/s1600/sabda.gif"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5585643257788037826" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfAvdQ_BsDWA-CUZqNVUnBC4sV74L6Co-HgGOiO3j9s0VdeyDjWznq7h-FXh728DQBHtPZaRc8p8CAMMXg_C8d6V90zgXSo4cpRqN6PLW_dXqpZXRllIkPNbyF0GPBM-fHFh1mggn-eTPZ/s400/sabda.gif" style="cursor: pointer; display: block; height: 400px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 342px;" /></a></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
Artinya : <span style="font-style: italic;">“ Sesungguhnya Humran, hamba sahayanya utsman bin Affan ra. Menceritakan bahwa utsman bin affan ra. Minta air untuk digunakan berwudlu. Mula – mula ia mencuci kedua telapak tangannya tiga kali, sesudah itu ia berkumur – kumur dan memasukan air kedalam hidung. Kemudian ia mencuci muka tiga kali. Setelah itu mencuci tangan kanan sampai persendian tiga kali, kemudian mencuci tangan kiri seperti mencuci tangan yang kanan. Kemudian menyapu kepala. Kemudian mencuci kaki bagian kanan sampai pada dua mata kaki tiga kali, setelah itu mencuci kaki yang kiri sebagai mana mencuci kaki yang kanan. Sesudah itu kemudian dia berkata, “ seperti itulah aku melihat Rassulullah berwudlu, sebagaimana wudlu’ku ( yang baru saja dilakukan ). Kemudia Rassulullah SAW bersabda. “ barang siapa yang melakukan wudlu’ sebagaimana wudlu’ku ini, kemudian ia melakukan shalat dua rakaat tanpa bercakap – cakap dengan dirinya sendiri ( melamun ), maka Allah mengampuni dosa – dosanya yang sudah lewat.” ( HR.Muslim )</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-style: italic;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Berikut praktek melakukan wudlu’ disertai gambar.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnxVTgzpjdroqF1mO-HoRm5K2ByMbLIJwJ2v_TvHXGfqCC9fo14YzACd3b7kDX30oaCBxlKh3ko5EGjq3rwaFNfWcczF6y5cuIwVkwBu8fgkTwa16JeLvXNTAsa7swFxZlShWxZKWzKdPy/s1600/1.gif"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5585644099783610898" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnxVTgzpjdroqF1mO-HoRm5K2ByMbLIJwJ2v_TvHXGfqCC9fo14YzACd3b7kDX30oaCBxlKh3ko5EGjq3rwaFNfWcczF6y5cuIwVkwBu8fgkTwa16JeLvXNTAsa7swFxZlShWxZKWzKdPy/s400/1.gif" style="cursor: pointer; display: block; height: 291px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuu9qJwT9i-Y8BJut0BG_ERmlJROKTayhHXKa8S6bIO3vskxRGY30s7hZ3xmnekSlT50FoRTEfeHKgpuea2vtu4SAfnJ5LYbbrKEyJaLyPxTE71Udzf7mgattthDe4RZEFdwgHajJjG9Tj/s1600/2.gif"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5585644202056067474" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuu9qJwT9i-Y8BJut0BG_ERmlJROKTayhHXKa8S6bIO3vskxRGY30s7hZ3xmnekSlT50FoRTEfeHKgpuea2vtu4SAfnJ5LYbbrKEyJaLyPxTE71Udzf7mgattthDe4RZEFdwgHajJjG9Tj/s400/2.gif" style="cursor: pointer; display: block; height: 291px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_1HNfkW9aFXXbjtgt0qjr-EwbaizMAltjxu1zdYQ64cUd6MCvZl6jM5Ei_ZjnDyrGmFMH-Z4jBP3aWl_N9rMwtN3VUxtT27eMYtdmd9T14L3_N139zxyD05U5RxcqcE7gXs7FZwXVq-7q/s1600/3.gif"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5585644366908953682" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_1HNfkW9aFXXbjtgt0qjr-EwbaizMAltjxu1zdYQ64cUd6MCvZl6jM5Ei_ZjnDyrGmFMH-Z4jBP3aWl_N9rMwtN3VUxtT27eMYtdmd9T14L3_N139zxyD05U5RxcqcE7gXs7FZwXVq-7q/s400/3.gif" style="cursor: pointer; display: block; height: 291px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
Sumber : <a href="http://panduansholat.blogspot.com/">http://panduansholat.blogspot.com/</a><span style="font-weight: bold;"></span></div>Ahmad Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03803387813191644665noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8336066932060027312.post-20668822965734617692012-03-18T09:24:00.002-07:002012-03-18T17:16:47.604-07:00Shalat Istisqa<b>Salat Istisqa</b> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab" title="Bahasa Arab"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">bahasa Arab</span></a>: صلاة الاستسقاء) adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Sunah" title="Salat Sunah"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">salat Sunah</span></a> yang dilakukan untuk meminta diturunkannya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan" title="Hujan"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">hujan</span></a>. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salat" title="Salat"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Salat</span></a> ini dilakukan bila terjadi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kemarau" title="Kemarau"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">kemarau</span></a> yang panjang atau karena dibutuhkannya hujan untuk keperluan/hajat tertentu. Salat istisqa dilakukan secara berjamaah dipimpin oleh seorang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Imam" title="Imam"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">imam</span></a>.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<h2><span class="mw-headline">Tata Cara Pelaksanaan</span></h2><h3><span class="mw-headline">Pra salat</span></h3>Tiga hari sebelum <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salat" title="Salat"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">salat</span></a> Istisqa dilaksanakan terlebih dahulu seorang pemimpin seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ulama" title="Ulama"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">ulama</span></a>, aparat pemerintah atau lainnya menyerukan kepada masyarakat agar berpuasan dan bertaubat meninggalkan segala bentuk kemaksiatan serta kembali beribadah, menghentikan perbuatan yang zalim dan mengusahakan perdamaian bila terdapat konflik.<br />
<h3><span class="mw-headline">Hari H</span></h3>Pada hari pelaksanaan, seluruh penduduk diperintahkan untuk berkumpul (bahkan membawa binatang ternak) di tempat yang telah dipersiapkan untuk salat istisqa (tanah lapang). Penduduk sebaiknya memakai pakaian yang sederhana, tidak berhias dan tidak pula memakai wewangian.<br />
Salat istisqa dilaksanakan dalam dua rakaat kemudian setelah itu diikuti oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Khutbah" title="Khutbah"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">khutbah</span></a> dua kali oleh seorang <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Khatib&action=edit&redlink=1" title="Khatib (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">khatib</span></a>.<br />
Khutbah salat istisqa sendiri memiliki ciri/ketentuan tersendiri antara lain:<br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Khatib disunahkan memakai selendang</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Pada khutbah pertama hendaknya membaca <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Istigfar&action=edit&redlink=1" title="Istigfar (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">istigfar</span></a> 9 kali sedangkan pada khutbah kedua 7 kali.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Khutbah berisi anjuran untuk beristighfar (memohon ampun) dan merendahkan diri kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Allah</span></a> serta berkeyakinan bahwa permintaan akan dikabulkan oleh-Nya.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Pada khutbah ke-dua khatib berpaling ke arah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kiblat" title="Kiblat"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">kiblat</span></a> (membelakangi makmum) dan berdo'a bersama-sama.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">Saat berdoa hendaknya mengangkat tangan tinggi-tinggi.</li>
</ul><h2><span class="mw-headline">Niat Salat</span></h2><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Niat" title="Niat"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Niat</span></a> salat ini, sebagaimana juga salat-salat yang lain cukup diucapkan di dalam hati, yang terpenting adalah niat hanya semata karena <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Allah</span></a> semata dengan hati yang ikhlas dan mengharapkan Ridho Nya.<br />
<h2><span class="mw-headline">Hadis terkait</span></h2>Hadis terkait salat istisqa:<br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal">Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu ia berkata, "Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam ke luar dengan berpakaian sederhana, penuh tawaduk dan kerendahan. Sehingga tatkala sampai di musala, beliau naik ke atas mimbar, namun tidak berkhutbah sebagaimana khutbah kalian ini. Ia terus menerus berdoa, merendah kepada Allah, bertakbir kemudian salat dua rakaat seperti salat ketika Ied". (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi dan di hasankan oleh al-Albani) </li>
</ul>Sumber : <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Istisqa%E2%80%99">http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Istisqa’</a>Ahmad Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03803387813191644665noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8336066932060027312.post-88901153012501663982012-03-18T09:19:00.001-07:002012-03-18T17:18:11.655-07:00Salat Gerhana<b>Salat Gerhana</b> atau <b>salat kusufain</b> adalah salat yang dilakukan saat terjadi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gerhana" title="Gerhana"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">gerhana</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bulan" title="Bulan"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">bulan</span></a> maupun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Matahari" title="Matahari"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">matahari</span></a>. Salat yang dilakukan saat gerhana bulan disebut dengan salat khusuf sedangkan saat gerhana Matahari disebut dengan salat kusuf.<br />
<h2><span class="mw-headline"><a name='more'></a> </span></h2><h2><span class="mw-headline">Latar belakang</span></h2>Hadis yang mendasari dilakukannya salat gerhana ialah:<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in;"><i>"Telah terjadi gerhana Matahari pada hari wafatnya Ibrahim putra Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. Berkatalah manusia: Telah terjadi gerhana Matahari karana wafatnya Ibrahim. Maka bersabdalah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam "Bahwasanya Matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Allah mempertakutkan hamba-hambaNya dengan keduanya. Matahari gerhana, bukanlah kerana matinya seseorang atau lahirnya. Maka apabila kamu melihat yang demikian, maka hendaklah kamu salat dan berdoa sehingga selesai gerhana."</i> (HR. Bukhari & Muslim).</div><h2><span class="mw-headline">Niat Salat</span></h2><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Niat" title="Niat"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Niat</span></a> salat ini, sebagaimana juga salat-salat yang lain cukup diucapkan di dalam hati, yang terpenting adalah niat hanya semata karena <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Allah</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ta%27ala&action=edit&redlink=1" title="Ta'ala (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Ta'ala</span></a> semata dengan hati yang ikhlas dan mengharapkan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ridho&action=edit&redlink=1" title="Ridho (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Ridho</span></a> Nya, apabila ingin dilafalkan jangan terlalu keras sehingga mengganggu Muslim lainnya, memang ada beberapa pendapat tentang niat ini gunakanlah dengan hikmah bijaksana.<br />
<h2><span class="mw-headline">Tata Cara</span></h2>Salat gerhana dilakukan dua rakaat dengan 4 kali <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rukuk&action=edit&redlink=1" title="Rukuk (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">rukuk</span></a> yaitu pada rakaat pertama, setelah rukuk dan Iktidal membaca <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al_Fatihah" title="Al Fatihah"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Al Fatihah</span></a> lagi kemudian rukuk dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Iktidal&action=edit&redlink=1" title="Iktidal (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">iktidal</span></a> kembali setelah itu sujud sebagaimana biasa. Begitu pula pada rakaat kedua.<br />
Bacaan Al-Fatihah pada salat gerhana bulan dinyaringkan sedangkan pada gerhana Matahari tidak. Dalam membaca surat yang sunnat pada tiap rakaat, disunnatkan membaca yang panjang. Hukum salat gerhana adalah sunnat muakkad berdasarkan hadis Aisyah Radhiallaahu anha. Nabi dan para shahabat melakukan di masjid dengan tanpa adzan dan ikamah.<br />
Tata cara salat gerhana adalah sebagai berikut:<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in;">1. Memastikan terjadinya gerhana bulan atau Matahari terlebih dahulu. (Sebagai panduan lihat di rubrik IPTEK)</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in;">2. Salat gerhana dilakukan saat gerhana sedang terjadi.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in;">3. Sebelum salat, jamaah dapat diingatkan dengan ungkapan,</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in;">”Ash-shalatu jaami’ah.”</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in;">4. Niat melakukan salat gerhana Matahari (kusufisy-syams) atau gerhana bulan (khusufil-qamar), menjadi imam atau ma’mum.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in;">أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ / لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in;">5. Salat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in;">6. Setiap rakaat terdiri dari dua kali ruku dan dua kali sujud.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in;">7. Setelah rukuk pertama dari setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan surah kembali</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in;">8. Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surah kedua. Demikian pula pada rakaat kedua, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in;">Misalnya rakaat pertama membaca surat Yasin (36) dan ar-Rahman (55), lalu rakaat kedua membaca al-Waqiah (56) dan al-Mulk (78)</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in;">9. Setelah salat disunahkan untuk berkhutbah.</div>Menurut Habib Munzir bin Fuad Al Musawwa, panduan singkat mengenai salat gerhana caranya adalah ada tiga cara :<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in;">1. yang termudah adalah dengan dua rakaat sebagaimana salat subuh.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in;">2. dua rakaat, dan setiap rakaat adalah dengan dua rukuk dan dua kali qiyam, urutannya adalah : </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in;">Takbiratul ihram, lalu Qiyam, fatihah, surah, rukuk, lalu Qiyam lagi, fatihah surat, rukuk, lalu iktidal, lalu sujud, duduk sujud. lalu bangkit ke rakaat kedua dengan hal yang sama.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in;">3. dua rakaat sebagaimana poin kedua diatas, namun dipanjangkan, lalu diakhiri dengan dua khutbah selepas salat.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sumber : <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Gerhana">http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Gerhana</a></div>Ahmad Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03803387813191644665noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8336066932060027312.post-73270889739193907442012-03-18T09:16:00.001-07:002012-03-18T17:19:15.264-07:00Shalat tarawih<b>Salat Tarawih</b> (kadang-kadang disebut teraweh atau taraweh) adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_sunnat" title="Salat sunnat"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">salat sunnat</span></a> yang dilakukan khusus hanya pada bulan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ramadan" title="Ramadan"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">ramadan</span></a>. Tarawih dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab" title="Bahasa Arab"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">bahasa Arab</span></a> adalah bentuk jama’ dari تَرْوِيْحَةٌ yang diartikan sebagai "waktu sesaat untuk istirahat". Waktu pelaksanaan salat sunnat ini adalah selepas <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isya%27" title="Isya'"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">isya'</span></a>, biasanya dilakukan secara berjama'ah di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid" title="Masjid"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">masjid</span></a>. Fakta menarik tentang salat ini ialah bahwa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rasulullah_Shallallahu_%27alaihi_wa_Sallam" title="Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam</span></a> hanya pernah melakukannya secara berjama'ah dalam 3 kali kesempatan. Disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam kemudian tidak melanjutkan pada malam-malam berikutnya karena takut hal itu akan menjadi diwajibkan kepada ummat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muslim" title="Muslim"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">muslim</span></a> (lihat sub seksi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hadits" title="Hadits"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">hadits</span></a> tentang tarawih).<br />
<h2><span class="mw-headline"><a name='more'></a> </span></h2><h2><span class="mw-headline">Raka'at Salat</span></h2>Terdapat beberapa praktik tentang jumlah raka'at dan jumlah salam pada salat tarawih, pada masa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rasulullah_Shallallahu_%27alaihi_wa_Sallam" title="Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam</span></a> jumlah raka'atnya adalah 8 raka'at dengan dilanjutkan 3 raka'at <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Witir" title="Witir"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">witir</span></a>. Dan pada zaman khalifah Umar menjadi 20 raka'at dilanjutkan dengan 3 raka'at <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Witir" title="Witir"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">witir</span></a>. Perbedaan pendapat menyikapi boleh tidaknya jumlah raka'at yang mencapai bilangan 20 itu adalah tema <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Klasik" title="Klasik"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">klasik</span></a> yang bahkan bertahan hingga saat ini. Sedangkan mengenai jumlah salam praktik umum adalah salam tiap dua raka'at namun ada juga yang salam tiap empat raka'at. Sehingga bila akan menunaikan tarawih dalam 8 raka'at maka formasinya adalah salam tiap dua raka'at dikerjakan empat kali, atau salam tiap empat raka'at dikerjakan dua kali dan ditutup dengan witir tiga raka'at<br />
<h2><span class="mw-headline">Niat Salat</span></h2><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Niat" title="Niat"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Niat</span></a> salat ini, sebagaimana juga salat-salat yang lain cukup diucapkan di dalam hati, yang terpenting adalah niat hanya semata karena <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Allah</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ta%27ala&action=edit&redlink=1" title="Ta'ala (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Ta'ala</span></a> semata dengan hati yang ikhlas dan mengharapkan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ridho&action=edit&redlink=1" title="Ridho (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Ridho</span></a> Nya, apabila ingin dilafalkan jangan terlalu keras sehingga mengganggu Muslim lainnya, memang ada beberapa pendapat tentang niat ini gunakanlah dengan hikmah bijaksana.<br />
Secara lengkap, niat salat tarawih 2 rakaat adalah:<br />
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse;"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="padding: 7.5pt 7.5pt 7.5pt 7.5pt; width: 15.0pt;" valign="top" width="20"><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-size: 26.5pt;">“</span></b></div></td> <td style="padding: 3.0pt 7.5pt 3.0pt 7.5pt;" valign="top"><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">َ<b>أُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيحِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُومًا/إِمَامًا للهِ تَعَالَى</b> </div>"<i>Ushalli sunnatat taraawiihi rak'ataini (ma'muman/imaaman) lillahi ta'aalaa.</i>"</td> <td style="padding: 7.5pt 7.5pt 7.5pt 7.5pt; width: 15.0pt;" valign="bottom" width="20"><div align="right" class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: right;"><b><span style="font-size: 27pt;">”</span></b></div></td> </tr>
</tbody></table>Artinya: " Aku niat Salat Tarawih dua rakaat (menjadi makmum/ imam) karena Allah Ta'ala"<br />
ATAU<br />
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse;"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="padding: 7.5pt 7.5pt 7.5pt 7.5pt; width: 15.0pt;" valign="top" width="20"><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-size: 26.5pt;">“</span></b></div></td> <td style="padding: 3.0pt 7.5pt 3.0pt 7.5pt;" valign="top"><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">َ<b>أُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيحِ رَكْعَتَيْنِ للهِ تَعَالَى</b> </div>"Usholli sunnatattarowihi rok'ataini lillahi ta'ala"</td> <td style="padding: 7.5pt 7.5pt 7.5pt 7.5pt; width: 15.0pt;" valign="bottom" width="20"><div align="right" class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: right;"><b><span style="font-size: 27pt;">”</span></b></div></td> </tr>
</tbody></table>Artinya: " Aku niat Salat Tarawih dua rakaat karena Allah Ta'ala"<br />
Walaupun demikian, ada beberapa cara dalam mengerjakan salat Tarawih, salah satunya dengan formasi 2 kali 4 rakaat masing masing dengan sekali salam setiap selesai 4 rakaat. Oleh karena itu, dalam niat salat tarawih, niatnya disesuaikan menjadi "arba'a raka'atin"<br />
<h2><span class="editsection"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Salat_tarawih&action=edit&section=3" title="Sunting bagian: Beberapa Hadits Terkait"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;"></span></a></span><span class="mw-headline">Beberapa Hadits Terkait</span></h2><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pada suatu malam salat di masjid lalu para sahabat mengikuti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salat" title="Salat"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">salat</span></a> Beliau, kemudian pada malam berikutnya (malam kedua) Beliau salat maka manusia semakin banyak (yang mengikuti salat Nabi n), kemudian mereka berkumpul pada malam ketiga atau malam keempat. Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam tidak keluar pada mereka, lalu ketika pagi harinya Beliau bersabda: ‘Sungguh aku telah melihat apa yang telah kalian lakukan, dan tidaklah ada yang mencegahku keluar kepada kalian kecuali sesungguhnya aku khawatir akan diwajibkan pada kalian,’ dan (peristiwa) itu terjadi di bulan <span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Ramadan</span>.” <i>(Muttafaqun ‘alaih)</i></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">"Artinya : Dari Jabir bin Abdullah radyillahu 'anhum, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah salat bersama kami di bulan Ramadan (sebanyak) delapan raka'at dan witir (satu raka'at). Maka pada hari berikutnya kami berkumpul di masjid dan mengharap beliau keluar (untuk salat), tetapi tidak keluar hingga masuk waktu pagi, kemudian kami masuk kepadanya, lalu kami berkata : Ya Rasulullah ! Tadi malam kami telah berkumpul di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid" title="Masjid"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">masjid</span></a> dan kami harapkan engkau mau salat bersama kami, maka sabdanya "Sesungguhnya aku khawatir (salat itu) akan diwajibkan atas kamu sekalian".(<i>Hadits Riwayat Thabrani dan Ibnu Nashr)</i></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;">"Aku perhatikan salat malam Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, yaitu (Ia) salat dua raka'at yang ringan, kemudian ia salat dua raka'at yang panjang sekali, kemudian salat dua raka'at, dan dua raka'at ini tidak sepanjang dua raka'at sebelumnya, kemudian salat dua raka'at (tidak sepanjang dua raka'at sebelumnya), kemudian salat dua raka'at (tidak sepanjang dua raka'at sebelumnya), kemudian salat dua raka'at (tidak sepanjang dua raka'at sebelumnya), kemudian <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Witir" title="Witir"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">witir</span></a> satu raka'at, yang demikian adalah 13 raka'at".<i>Diriwayatkan oleh Malik, Muslim, Abu Awanah, Abu Dawud dan Ibnu Nashr.</i></li>
<li class="MsoNormal">"Artinya : Dari Abi Salamah bin Abdurrahman bahwasanya ia bertanya kepada 'Aisyah radyillahu anha tentang salat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam di bulan Ramadan. Maka ia menjawab ; Tidak pernah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam kerjakan (tathawwu') di bulan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ramadan" title="Ramadan"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Ramadan</span></a> dan tidak pula di lainnya lebih dari sebelas raka'at 1) (yaitu) ia salat empat (raka'at) jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya, kemudian ia salat empat (raka'at) 2) jangan engkau tanya panjang dan bagusnya kemudian ia salat tiga raka'at".<i>[Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim] </i></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><i> Sumber : <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Tarawih">http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Tarawih</a></i></div>Ahmad Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03803387813191644665noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8336066932060027312.post-50864681221921340372012-03-13T03:12:00.002-07:002012-03-18T17:21:07.759-07:00Sholat Wajib / Fardlu<div class="MsoNormal" style="margin-left: 11.25pt; margin-right: 6.75pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.75pt; margin-left: 11.25pt; margin-right: 6.75pt; margin-top: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Sholat yang wajib dikerjakan bagi setiap muslim <i>"Innash Sholata Kaanat </i></span><i><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt;">�</span></i><i><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Alal Mu'miniina Kitaaban Mauquuta : Sholat itu wajib dikerjakan oleh muslim/mu'min yang sudah ditentukan waktu-waktunya"</span></i><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">, dan akan mendapat pahala dari Allah Swt - bila mengerjakannya, serta akan mendapat siksa dari Allah Swt - bila tidak mengerjakannya).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.75pt; margin-left: 11.25pt; margin-right: 6.75pt; margin-top: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Adapun macam-macam sholat wajib/fardlu sebagaimana "ISLAM", berikut Sholat Sunnah Rawatib sbb :</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.75pt; margin-left: 11.25pt; margin-right: 6.75pt; margin-top: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">1. Sholat Isya' yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua kali tasyahud dan satu kali salam. Waktu pelaksanaannya dilakukan menjelang malam (<u>+</u> pukul 19:00 s/d menjelang fajar)yang diiringi dengan sholat sunnah qobliyah (sebelum) dan ba'diyah (sesudah) sholat isya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 6.75pt 6.75pt 11.25pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><br />
</div><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.75pt; margin-left: 11.25pt; margin-right: 6.75pt; margin-top: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">2. Sholat Subuh yaitu sholat yang dikerjakan 2 (dua) raka'at dengan satu kali salam. Adapaun waktu pelaksanaannya dilakukan setelah fajar (<u>+</u> pukul 04:10) yang hanya diiringi dengan sholat sunnah qobliyah saja, sedang ba'diyah dilarang.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.75pt; margin-left: 11.25pt; margin-right: 6.75pt; margin-top: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">3. Sholat Lohor (Dhuhur) yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua kali tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksaannya dilakukan sa'at matahari tepat di atas kepala (tegak lurus) <u>+</u> pukul 12:00 siang, yang diiringi dengan sholat sunnah qobliyah dan sholat sunnah ba'diyah (dua raka'at-dua raka'at atau empat raka'at-empat raka'at dengan satu kali salam).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.75pt; margin-left: 11.25pt; margin-right: 6.75pt; margin-top: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">4. Sholat </span><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt;">�</span><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ashar yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua kali tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksanaannya dilakukan setelah matahari tergelincir (<u>+</u> pukul 15:15 sore atau sebatas pandangan mata) yang hanya diiringi oleh sholat sunnah qobliyah dengan dua raka'at atau empat raka'at (satu kali salam).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.75pt; margin-left: 11.25pt; margin-right: 6.75pt; margin-top: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">5. Sholat Maghrib yaitu sholat yang dikerjakan 3 (tiga) raka'at dengan dua kali tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksanaanya dilakukan setelah matahari terbenam (<u>+</u> pukul 18:00) yang diiringi oleh sholat sunnah ba'diyah dua raka'at atau empat raka'at dengan satu kali salam, sedang sholat sunnah qobliyah hanya dianjurkan saja bila mungkin : lakukan, tapi bila tidak : jangan (karena akan kehabisan waktu).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.75pt; margin-left: 11.25pt; margin-right: 6.75pt; margin-top: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.75pt; margin-left: 11.25pt; margin-right: 6.75pt; margin-top: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Bila dalam keadaan normal sholat wajib harus dikerjakan sesuai waktunya, tapi bila dalam keadaan bepergian (antara <u>+</u> 81 Km) atau dalam keadaan masyaqot/kesulitan keadaan, boleh dilakukan dengan cara Jama' dengan ketentuan jumlah raka'atnya tidak berkurang. Jama' terbagi dua yaitu :</span></div><div style="margin-bottom: 6.75pt; margin-left: 47.25pt; margin-right: 6.75pt; margin-top: 0in; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 27.0pt list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span style="font-size: 10pt;">Jama' Taqdim : sholat yang dikerjakan dalam satu waktu dengan menarik waktu yang terbelakang, seperti : sholat Ashar dilakukan pada waktu sholat Lohor (Dhuhur), dan sholat Isya dilakukan pada waktu sholat Maghrib, kesemuanya itu dilakukan secara bersama-sama.</span></div><div style="margin-bottom: 6.75pt; margin-left: 47.25pt; margin-right: 6.75pt; margin-top: 0in; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 27.0pt list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span style="font-size: 10pt;">Jama' Ta'khir : sholat yang dikerjakan dalam satu waktu dengan mengakhirkan waktu yang pertama, seperti : sholat Lohor dilakukan pada waktu sholat Ashar dan sholat Maghrib dilakukan pada waktu sholat Isya.</span></div><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Adapun sholat Jama' dapat pula dilakukan dengan cara mengqoshor (mengurangi) raka'at disebut Jama' Qoshor, seperti : Lohor = 2 raka'at, Ashar = 2 raka'at, Maghrib = 3 raka'at (tetap) dan Isya = 2 raka'at, kecuali sholat shubuh tidak boleh dijama' saja, ataupun dijama' qoshor.</span><br />
<br />
Sumber : <a href="http://www.pengobatan.com/khazanah_islamiah/sholat_wajib.html">http://www.pengobatan.com/khazanah_islamiah/sholat_wajib.html</a>Ahmad Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03803387813191644665noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8336066932060027312.post-12101741368836488782012-03-13T03:03:00.003-07:002012-03-18T17:22:34.598-07:00Sholat Jama’Shalat jama’ yaitu melaksanakan dua shalat wajib dalam satu waktu. Seperti melakukan shalat Dzuhur dan shalat Ashar di waktu Dzuhur yang dinamakan Jama’ Taqdim, atau melakukannya di waktu Ashar yang dinamakan Jama’ Takhir. Dan melaksanakan shalat Magrib dan shalat Isya’ bersamaan di waktu Magrib atau melaksanakannya di waktu Isya’.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Shalat yang boleh dijama’ adalah semua shalat Fardhu kecuali shalat Shubuh. Shalat shubuh harus dilakukan pada waktunya, tidak boleh dijama’ dengan shalat Isya’ atau shalat Dhuhur.<br />
Shalat jama’ merupakan keringanan yang diberikan Allah <i>subhanahu wata’ala</i>, menjama’ shalat tidak hanya untuk musafir, tetapi boleh juga dilakukan orang yang sedang sakit, atau karena hujan lebat atau banjir yang menyulitkan seorang muslim untuk bolak- balik ke masjid. dalam keadaan demikian kita dibolehkan menjama’ shalat. Ini berdasarkan hadits Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,<br />
<br />
<br />
<br />
<span id="more-223"></span><br />
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjamak antara zhuhur dan ashar, maghrib dan isya` di Madinah, bukan karena ada ketakutan dan bukan pula karena hujan.” (HR. Muslim no. 1151)<br />
Lalu Waki’ bin Al-Jarrah bertanya kepada Ibnu Abbas mengenai sebabnya, maka beliau menjawab, “Beliau ingin supaya tidak memberatkan umatnya.”<br />
<br />
Hadits di atas jelas menunjukkan bolehnya menjamak shalat walaupun tidak ada udzur.<br />
Imam Nawawi dalam kitabnya Syarah Muslim,V/215, dalam mengomentari hadits ini dengan mengatakan,<br />
“Mayoritas ulama membolehkan menjama’ shalat bagi mereka yang tidak musafir bila ada kebutuhan yang sangat mendesak, dengan catatan tidak menjadikan yang demikian sebagai tradisi (kebiasaan). Pendapat demikian juga dikatakan oleh Ibnu Sirin, Asyhab, juga Ishaq Almarwazi dan Ibnu Munzir, berdasarkan perkataan Ibnu Abbas ketika mendengarkan hadist Nabi di atas, “Beliau tidak ingin memberatkan umatnya, sehingga beliau tidak menjelaskan alasan menjama’ shalatnya, apakah karena sakit atau musafir”.<br />
Dari sini para sahabat memahami bahwa rasa takut dan hujan bisa menjadi udzur untuk seseorang boleh menjama’ shalatnya, seperti seorang yang sedang musafir. Dan menjama’ shalat karena sebab hujan adalah terkenal di zaman Nabi. Itulah sebabnya dalam hadist di atas hujan dijadikan sebab yang membolehkan untuk menjama’, (Al Albaniy,Irwa’, III/40).<br />
<br />
Bagi orang yang melaksanakan jama’ Taqdim diharuskan untuk melaksanakan langsung shalat kedua setelah selesai dari shalat pertama. Berbeda dengan jama’ ta’khir tidak mesti Muwalah ( langsung berturut-turut). Karena waktu shalat kedua dilaksanakan pada waktunya. Seperti orang yang melaksanakan shalat Dhuhur diwaktu Ashar, setelah selesai melakukan shalat Dhuhur boleh saja dia istirahat dulu kemudian dilanjutkan dengan shalat Ashar. Walaupun demikian melakukannya dengan cara berturut-turut lebih afdhal karena itulah yang dilakukan oleh Rasulullah <i>shalallahu ‘alaihi wasalam</i>.<br />
<br />
Sumber : <a href="http://sholat.wordpress.com/2011/08/22/sholat-jama/">http://sholat.wordpress.com/2011/08/22/sholat-jama/</a> <br />
<div class="MsoNormal"><br />
</div>Ahmad Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03803387813191644665noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8336066932060027312.post-45275245916134785932012-03-13T02:30:00.002-07:002012-03-18T17:24:27.514-07:00Hukum Shalat Berjama’ah<h2 class="entry-title"><br />
</h2>Menasehati kaum muslimin dan mengingkari kemungkaran mereka adalah termasuk kewajiban yang utama, sebagaimana firman Allah <i>Subhanahu wa Ta’ala</i>.<br />
<blockquote>“Artinya : Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh yang ma’ruf dan melarang yang mungkar” [At-Taubah : 71]</blockquote>Dan Rasulullah <i>Shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> bersabda.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<blockquote>“Artinya : Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran, maka rubahlah dengan tangannya. Kalau dia tidak mampu, rubahlah dengan lisannya. Kalau dia tidak mampu, rubahlah dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemah iman” [HR Muslim]</blockquote><br />
<br />
Beliau <i>Shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> bersabda.<br />
<blockquote>“Artinya : Agama adalah nasihat”. Ada yang bertanya kepada beliau : “Untuk siapa ya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam?”. Beliau menjawab : “Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, imam-imam kaum muslimin dan kebanyakan kaum muslimin” [HR Muslim]</blockquote>Tidak diragukan lagi bahwa meninggalkan shalat jama’ah tanpa udzur adalah termasuk kemungkaran yang wajib diingkari. Karena shalat lima waktu di masjid dengan berjama’ah adalah kewajiban bagi laki-laki. Hal ini berdasarkan hadits-hadits yang sangat banyak, diantaranya sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Diantaranya sabda Nabi <i>Shallallahu ‘alaihi wa sallam.</i><br />
<blockquote>“Artinya : Barangsiapa yang mendengar panggilan adzan kemudian dia tidak datang (ke masjid untuk shalat berjama’ah), maka tidak ada shalat baginya kecuali jika ada udzur/halangan” [HR Ibnu Majah-pent]</blockquote>Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Ad-Daruquthni dan lain-lain dengan sanad jayid dishahihkan oleh Imam Hakim.<br />
Dan diriwayatkan juga dalam sebuah hadits shahih bahwa.<br />
<blockquote>“Artinya : Ada seorang laki-laki buta datang kepada Nabi dan berkata : ‘Wahai Rasulullah <i>Shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>, saya tidak mempunyai seorang penuntun yang bisa menuntun saya ke masjid. Adakah keringanan bagi saya untuk shalat di rumah ? Beliau <i>Shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> berkata : Apakah kamu mendengar panggilan adzan? Orang itu menjawab : Ya. Lalu Nabi <i>Shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> bersabda : kalau begitu kamu wajib datang ke masjid” [HR Muslim : 1044]</blockquote>Dan hadits-hadits yang semakna dengan ini jumlahnya cukup banyak.<br />
Oleh karena itu, seorang muslim apabila dinasihati oleh saudaranya, dia tidak boleh marah dan tidak boleh menolak kecuali dengan cara yang baik. Justru sepatutnya dia berterima kasih kepada saudaranya yang mengajak kepada kebaikan dan ketaatan kepada Allah <i>Subhanahu wa Ta’ala</i>. Dia tidak boleh bersikap sombong terhadap orang yang mengajak kepada kebenaran, karena Allah <i>Subhanahu wa Ta’ala</i> mencela dan mengancam orang yang bersifat seperti ini dengan azab Jahannam, sebagaimana firman-Nya.<br />
<blockquote>“Artinya : Dan apabila dikatakan kepadanya : Bertakwalah kepada Allah, bangkitlah kesombongannya berbuat dosa. Maka cukuplah Jahannam baginya dan itulah sejelek-jelek tempat” [Al-baqarah ; 206]</blockquote>Kita memohon kepada Allah <i>Subhanahu wa Ta’ala</i> agar memberi petunjuk kepada seluruh kaum muslimin.<br />
[Disalin dari kitab Al-Fatawa Juz Tsani, Penulis Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Edisi Indonesia Fatawa bin Baaz, Penerjemah Abu Abdillah Abdul Aziz, Penerbit At-Tibyan Solo]<br />
<br />
Sumber : <a href="http://sholat.wordpress.com/category/shalat-berjamaah/%20">http://sholat.wordpress.com/category/shalat-berjamaah/ </a>Ahmad Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03803387813191644665noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8336066932060027312.post-50603687461038711102011-09-22T20:28:00.006-07:002012-03-18T17:24:45.790-07:00Ma’mum Masbuq<h2 style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;"><span style="color: #6fa8dc; font-family: Arial;">Apakah Ma’mum Masbuq Mendapatkan Rakaat, Ketika Mendapati Imam Sedang Ruku’ ?</span></h2><h2 style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;"><span style="color: #6fa8dc; font-family: Arial;"> </span></h2><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dalam masalah: ma’mum masbuq (terlambat) mendapati imamnya ruku’, apakah dihitung mendapatkan raka’at? Telah terjadi perbedaan pendapat diantara ulama, yaitu ada dua pendapat ulama.</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><br />
</div><div style="mso-outline-level: 3;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">PENDAPAT PERTAMA</span></b><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"></span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Mendapatkan raka’at. Karena ma’mum masbuq (terlambat) dapat raka’at, jika dia mendapatkan ruku’ bersama imam, sebelum imam menegakkan tulang punggungnya.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> </span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ini merupakan pendapat mayoritas ulama Salaf (dahulu) dan Khalaf (yang datang kemudian). Demikian juga pendapat Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Asy Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal, serta disepakati para pengikut madzhab empat. Hal ini juga diriwayatkan dari para sahabat: Ali, Ibnu Mas’ud, Zaid, dan Ibnu Umar. Pendapat ini juga dirajihkan oleh Imam Ibnu Abdil Barr, Imam Nawawi, Ash Shan’ani, Asy Syaukani pada pendapat kedua, Syaikh Bin Baaz, Syaikh Al Albani dan lainnya. [1]</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Pendapat inilah yang lebih kuat, insya Allah.</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Adapun diantara dalil-dalil pendapat ini ialah:</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Hadits dari Al Hasan:</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><br />
</div><br />
<h2 align="center" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-weight: normal;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> </span></h2><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dari Abu Bakrah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa dia sampai kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau sedang ruku’, lalu dia ruku’ sebelum sampai ke shaf (lalu dia berjalan menuju shaf). Kemudian dia menyebutkan hal itu kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas beliau bersabda, “Semoga Allah menambahkan semangat terhadapmu, dan janganlah engkau ulangi.” [HR Bukhari, no. 783. Tambahan dalam kurung riwayat Abu Dawud no. 684]</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Para</span><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> ulama berbeda pendapat tentang makna sabda Nabi وَلاَ تعد , karena dapat dibaca:</span></div><h2 style="margin-left: .5in; mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-weight: normal;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-weight: normal;"> وَلاَ تُعِدْ janganlah engkau mengulangi). Sehingga maknanya “janganlah engkau mengulangi shalatmu, karena sudah sah”.</span></h2><h2 style="margin-left: .5in; mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-weight: normal;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-weight: normal;"> وَلاَ تَعْدُ janganlah engkau berlari; terburu-buru.</span></h2><h2 style="margin-left: .5in; mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-weight: normal;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-weight: normal;"> وَلاَ تَعُدْ janganlah engkau kembali). Sehingga maknanya “janganlah engkau kembali terburu-buru memasuki ruku’ sebelum sampai di shaf”. Atau “janganlah engkau kembali terlambat”.</span></h2><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkata, “Maknanya menurut ahli ilmu ialah,’Semoga Allah menambahkan semangat terhadapmu menuju shalat, dan janganlah engkau kembali terlambat dari shalat’.” [2]</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ibnu Qudamah rahimahullah berkata,“Bahkan larangan itu kembali kepada apa yang telah disebutkan sebelumnya. Yaitu: ruku’ sebelum sampai shaf.” [3]</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Demikian juga Ash Shan’ani memahami sebagaimana Ibnu Qudamah tersebut.[4]</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Tetapi pendapat Ibnu Qudamah rahimahullah ini tertolak dengan banyaknya atsar (riwayat) dari para sahabat yang melakukan hal ini. Seperti: Abu Bakar Ash Shiddiq, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Mas’ud, dan Abdullah bin Zubair. Yaitu ketika mereka mendapatkan imam dalam keadaan ruku’, maka mereka bertakbir lalu ruku’, dan berjalan ke shaf dalam keadaan ruku’. Riwayat-riwayat itu shahih dan disebutkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 229, yang -insya Allah- sebagiannya akan kami sebutkan di bawah nanti.</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ash Shan’ani rahimahullah berkata: Telah diperselisihkan oleh ulama, tentang makmum yang mendapatkan imam ruku’, lalu dia ruku’ bersama imam. Apakah gugur (kewajiban) membaca Al Fatihah pada raka’at itu bagi orang yang mewajibkan Al Fatihah, sehingga dihitung mendapatkan raka’at itu. Atau tidak gugur, sehingga tidak dihitung mendapatkan raka’at. Ada yang berpendapat: raka’at itu dihitung, karena dia mendapatkan imam sebelum imam mengangkat punggungnya. Ada juga yang berpendapat: itu tidak dihitung, karena Al Fatihah telah terlepas darinya.</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Kami telah membicarakan hal itu dalam masalah tersendiri. Dan yang lebih kuat -menurut kami- ialah mencukupi (yaitu dihitung dapat raka’at, red.). Diantara dalilnya, ialah hadits Abu Bakrah, yang dia ruku’ ketika orang-orang lain ruku, lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membenarkannya atas hal itu.” [5]</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Apapun makna kalimat di atas, di dalam hadits ini nyata, bahwa Abu Bakrah menjadi ma’mum masbuq mendapatkan imam (yaitu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam) sedang ruku’, lalu dia ruku’ bersama imam, dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memerintahkannya menambah raka’at lagi. Demikianlah dalil dalam masalah ini.</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salla :</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Jika kamu mendatangi shalat, padahal kami sedang sujud, maka sujudlah, dan janganlah kamu menghitungnya sesuatu (mendapatkan raka’at). Dan barangsiapa mendapatkan raka’at (ruku’), maka dia mendapatkan shalat. [HR Abu Dawud no. 893. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud 1/169].</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Sabda Nabi : Barangsiapa mendapatkan raka’atan (raka’at atau ruku’), maka dia mendapatkan shalat, dapat bermakna:</span></div><h2 style="margin-left: .5in; mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-weight: normal;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-weight: normal;">Orang yang shalat mendapatkan satu raka’at kemudian waktunya habis, maka shalatnya sah.</span></h2><h2 style="margin-left: .5in; mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-weight: normal;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-weight: normal;">Ma’mum masbuq mendapatkan satu raka’at terakhir dari shalat jama’ah, maka dia mendapat pahala shalat jama’ah tersebut.</span></h2><h2 style="margin-left: .5in; mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-weight: normal;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-weight: normal;">Ma’mum masbuq mendapatkan ruku’ bersama imam, sebelum imam bangkit dari ruku’nya, dia mendapatkan raka’at tersebut.</span></h2><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Makna ketiga ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat lain dengan lafazd</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Barangsiapa mendapatkan rak’atan (ruku’) [6], maka dia mendapatkan shalat, sebelum imam menegakkan tulang punggungnya. [HR Abu Dawud no. 893. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud 1/169]</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Zaid bin Wahb berkata,“Aku keluar bersama Abdullah –yakni: Ibnu Mas’ud- dari rumahnya menuju masjid. Ketika kami sampai di tengah masjid, imam ruku’. Lalu Abdullah bertakbir dan ruku’, dan aku ruku’ bersamanya. Kemudian dalam keadaan ruku’ kami berjalan sehingga sampai shaf, ketika orang-orang mengangkat kepala mereka. Setelah imam menyelesaikan shalatnya, aku berdiri, karena aku menganggap tidak mendapatkan raka’at. Namun Abdullah memegangi tanganku dan mendudukanku, kemudian berkata,“Sesungguhnya engkau telah mendapatkan (raka’at).” [7]</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><br />
</div><div style="mso-outline-level: 3;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">PENDAPAT KEDUA</span></b><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"></span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Tidak mendapatkan raka’at. Karena ma’mum masbuq (terlambat) mendapatkan raka’at, jika dapat membaca Al Fatihah, atau mendapatkan imam berdiri sebelum ruku’.</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Di antara dalilnya ialah:</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Tidak (sah atau sempurna) shalat bagi orang yang tidak membaca fatihatul kitab. [HR Bukhari, no. 756; Muslim no. 394; dan lainnya dari Ubadah bin Ash Shamit].</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Diantara ulama yang berpendapat demikian ialah Imam Bukhari, Ibnu Hazm, dan satu pendapat dari Asy Syaukani. [8]</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Walaupun hadits ini shahih, namun tidak dapat dipakai sebagai dalil dalam masalah ini. Karena dalil-dalil dari pendapat pertama secara tegas menunjukkan, bahwa ma’mum yang mendapatkan imam ruku’, berarti ia mendapatkan raka’at tersebut. Wallahu a’lam.</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dengan keterangan di atas nampaklah, bahwa pendapat pertama lebih kuat. Wallahu a’lam.</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Adapun hadits yang disangka diriwayatkan oleh Imam Bukhari berikut</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dari Uqbah bin Amir Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika engkau mendapatkan orang-orang sedang ruku’, hal itu tidak dihitung raka’at.”</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Keterangan kami.</span></div><h2 style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-weight: normal;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-weight: normal;">Kami sudah berusaha mencari hadits tersebut di dalam Shahih Bukhari, namun kami tidak mendapatkannya.</span></h2><h2 style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-weight: normal;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-weight: normal;">Yang kami ketahui, riwayat di atas merupakan ucapan Abu Hurairah, diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Khairul Kalam Fil Qira’ah Khalfal Imam. Dikenal dengan Juz ul Fil Qira’ah.</span></h2><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Imam Bukhari berkata:</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ma’qil bin Malik telah menceritakan kepada kami. Dia berkata,’Abu ‘Awanah telah menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, dari Abdurrahman bin Al A’raj, dari Abu Hurairah, dia berkata:</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dari Uqbah bin Amir Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Jika engkau mendapatkan orang-orang sedang ruku’, hal itu tidak dihitung raka’at.” [9]</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Karena riwayat ini tidak diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya, maka tidak boleh dikatakan “riwayat Imam Bukhari” saja. Karena kebiasaan ulama ahli hadits, jika menyebutkan “riwayat Imam Bukhari”, itu berarti terdapat di dalam Shahihnya, yang memang hadits-hadits di dalamnya merupakan hadits-hadits shahih. Adapun jika suatu riwayat disebutkan oleh Imam Bukhari dalam selain kitab Shahihnya, maka harus disebutkan dengan lengkap, karena memang tidak ada jaminan keshahihan riwayat tersebut.</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Adapun sanad riwayat ini, dha’if sebagaimana disebutkan Syaikh Al Albani dalam Silsilah Al Ahadits Shahihah no. 229. Kedha’ifan itu karena perawi bernama Ma’qil bin Malik dinyatakan matruk (ditinggalkan haditsnya) oleh Al Azdi. Tidak ada yang menganggapnya tsiqah (terpercaya), kecuali Ibnu Hibban. Sedangkan Ibnu Hibban terkenal tasahulnya (mempermudah menyatakan tsiqah terhadap perawi hadits). Demikian juga Muhammad bin Ishaq seorang mudallis (perawi yang sering menyamarkan hadits). Maka, ketika dia meriwayatkan dengan ‘an’anah (dari Fulan), riwayatnya tidak diterima; karena tidak menyebutkan secara tegas, bahwa dia menerima riwayat tersebut.</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Kemudian seandainya riwayat ini shahih, tetapi bertentangan dengan pendapat para sahabat lainnya yang banyak dan lebih ’alim, maka (penjelasannya, red.) sebagaimana keterangan sebelum ini.</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Sedangkan Hadits yang disangka diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Barangsiapa mendapatkan imam di dalam ruku’, hendaklah dia ruku’ bersamanya, dan hendaklah dia mengulangi raka’at.</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Jawaban kami:</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Sebagaimana jawaban sebelumnya, kami sudah berusaha mencari hadits ini dalam Sunan Tirmidzi, namun tidak mendapatkannya. Wallahu a’lam.</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><br />
</div><div style="mso-outline-level: 3;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">KESIMPULAN</span></b><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"></span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dari keterangan di atas jelaslah, bahwa pendapat yang lebih kuat, jika ma’mum mendapatkan ruku’ imam, maka dia mendapatkan raka’at tersebut. Wallahu a’lam.</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">_______</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Footnote</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">[1]. Lihat Shalatul Jama’ah, 96-98, karya Dr. Sa’id bin Ali bin Wahf Al Qahthani</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">[2]. Al Istidzkar 6/250</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">[3]. Al Mughni 2/77</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">[4]. Subulus Salam 2/34</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">[5]. Subulus Salam 2/34</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">[6]. Kata rak’ah di sini, artinya ruku’ sesuai dengan kelanjutan hadits</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">[7]. Shahih, riwayat Ibnu Abi Syaibah, Abdurrazaq, Ath Thahawi, Ath Thabrani, dan Al Baihaqi. Dinukil dari Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 229</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">[8]. Lihat Juz’ul Qira’ah Khalfal Imam; Al Muhalla 2/274-278; Nailul Authar 2/511-514</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">[9]. HR Bukhari dalam Juz ul Fil Qira’ah, no. 284, Penerbit Darul Kutubil ‘Ilmiyyah, Beirut, tanpa tahun</span></div><div style="mso-outline-level: 3;"><br />
</div><div style="mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Sumber : <a href="http://sholat.wordpress.com/2011/08/13/apakah-mamum-masbuq-mendapatkan-rakaat-ketika-mendapati-imam-sedang-ruku/">http://sholat.wordpress.com/2011/08/13/apakah-mamum-masbuq-mendapatkan-rakaat-ketika-mendapati-imam-sedang-ruku/</a> </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div>Ahmad Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03803387813191644665noreply@blogger.com0